OTOMOTIF—Di awal tahun 2000-an, Suzuki menghadirkan Aerio sebagai pengganti Forza, dan mobil ini langsung mencuri perhatian pasar otomotif Indonesia. Meskipun produksinya telah dihentikan sejak 2006, Suzuki Aerio bekas masih menjadi primadona bagi banyak konsumen yang mencari mobil dengan harga terjangkau dan spesifikasi mumpuni.
Sebagai hatchback dengan kapasitas lima penumpang, Suzuki Aerio menawarkan ruang bagasi yang lebih besar dibandingkan pesaingnya di kelas yang sama. Keunggulan ini membuatnya populer di kalangan penggunanya yang membutuhkan mobil kompak namun mampu membawa banyak barang. Tak heran, meski tidak sepopuler Low MPV seperti Toyota Avanza atau Suzuki Ertiga, Aerio tetap memiliki penggemar setia.
Sayangnya, meski bertahan hanya empat tahun di pasar Indonesia (2002-2006), Aerio berhasil meninggalkan jejak yang cukup dalam. Setelah produksinya dihentikan, posisi hatchback 5 penumpang digantikan oleh Suzuki SX4 yang tampil lebih maskulin dan modern.
Keunggulan Suzuki Aerio
Salah satu daya tarik utama Suzuki Aerio terletak pada ruang kabinnya yang cukup lega untuk ukuran mobil lima penumpang. Dengan panjang 4.230 mm, lebar 1.690 mm, dan tinggi 1.550 mm, dimensi mobil ini cukup kompak dan lincah untuk digunakan di jalan perkotaan yang padat. Pengendara pun merasa nyaman karena mobil ini mudah bermanuver.
Dari sisi interior, Aerio mengusung desain dasbor futuristik dengan panel instrumen minimalis yang sudah digital. Pada versi facelift-nya, kabin Aerio bahkan lebih sporty dengan dominasi warna hitam yang memberikan kesan modern. Ditambah lagi, mesin 1.500 cc 4-silinder segaris dengan teknologi DOHC VVT yang digunakan memberikan performa yang cukup handal, dengan daya 100 hp pada 5.900 rpm dan torsi 133 Nm pada 4.100 rpm. Tak hanya itu, mesin ini juga dikenal hemat bahan bakar, menjadikannya pilihan efisien bagi pengendara.
Kekurangan Suzuki Aerio
Namun, di balik segala kelebihannya, Suzuki Aerio juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Salah satu hal yang cukup mencolok adalah absennya fitur keselamatan airbag, yang sudah menjadi standar pada mobil-mobil sekelasnya saat itu. Selain itu, meskipun terkenal efisien, mesin Aerio terasa kurang responsif pada putaran bawah, meski performanya cukup baik pada putaran atas.
Kekedapan kabin juga menjadi salah satu masalah yang sering dikeluhkan pengendara. Suara dari luar masih cukup masuk ke dalam kabin, sehingga kenyamanan berkendara bisa terganggu, terutama di jalanan yang ramai.
Bagi yang tertarik membeli Suzuki Aerio bekas, harganya cukup terjangkau, dengan kisaran mulai dari Rp40 juta hingga Rp70 juta, tergantung pada tahun dan kondisi mobil. Dengan harga yang bersahabat, Aerio bisa menjadi pilihan menarik bagi mereka yang mencari mobil kompak dan efisien, meskipun dengan beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan.
Di tengah persaingan mobil-mobil modern saat ini, Suzuki Aerio tetap memiliki tempat di hati banyak orang sebagai pilihan mobil bekas yang cukup andal. (Ag4ys)