OPINI—Assasin’s Creed sebuah video game yang marak dimainkan oleh kalangan muda di era sekarang, bahkan Assasin’s Creed telah dibuatkan filmnya. Mungkin banyak kalangan belum mengenal Assasin baik di film maupun video games. Assasin dalam ceita fiktif belaka selalu diandaikan sebagai pahlawan yang mengancam pemimpin yang tak mempedulikan rakyatnya.
Lalu timbul sebuah pertanyaan apakah ISIS sama dengan Assasin? Kalau kita mengenal Agama Islam maka secara tak langsung akan mengenal dua sekte besar, Sunni dan Syiah.
Dua kelompok dulunya sering bertentangan lambat laun melebur dan bersatu kembali namun masih banyak yang menggunakan sekte tersebut, untuk memecah belah persatuan umat Islam di dalam perbedaan.
Jika mendalami dua sekte Sunni dan Syiah memiliki garis keras militan, layaknya kelompok terorisme, namun sebetulnya itu hanya sebatas rancangan untuk memecah belah Agama Islam bukan Islam yang sesungguhnya.
Jika di garis keras sunni mungkin kita akan kenal kelompok wahabi yang menggolongkan dirinya masuk dalam sekte sunni yang membentuk sebuah kelompok separatis, seperti Al-qaedah, Hamas, dan baru-baru ini kita kenal kelompok paling kejam yaitu ISIS (Islamic State Iraq of Syiria).
Begitupun dengan kelompok Syiah sekarang begitu getol di serang oleh kelompok wahabi yang menganggap bahwa ajaran Syiah adalah sesat dan bagi pengikutnya dikatakan sebagai kafir. Penyerangan kaum wahabi menggunakan media internet dan pertelevisian.
Namun tak bisa di pungkiri pula, dengan menelaah sejarah pertentangan Sunni-Syiah, maka kita akan mengenal kelompok Hassasin yang berasal dari sekte Syiah Ismailiyah dari Nizariyah membentuk kelompok Hassasin yang di pimpin oleh Hasan bin Sabbah.
Orang barat mengenalnya Hassasin sebagai kelompok Federation of the Assasins. Dari situlah kelompok Hassasin di kenal sebagai Assasins.
ISIS dengan Gerakan Frontalnya
Kedua kelompok separatis memliki watak yang sama, masing-masing menyerang kaum elit kepemerintahan. Namun ada yang sedikit berbeda dengan militan ISIS dengan Hassasin dengan melihat sejarah dan gaya permainan mereka dalam menciptakan kekacauan.
Kelompok ISIS ini di deklarasikan pada 29 Juni 2014, kelompok ini menyatakan dirinya sebagai negara Islam sekaligus kekhalifahan dunia yang di pimpin oleh Abu Bakar al-Baghdadi dan beganti nama menjadi ad-Dawlah al-Islamiyah (Negara Islam). Sebagai kekhalifahan, NIIS “negara islam iraq-syam” atau lebih di kenal dengan sebutan ISIS, megkalaim kendali, agama, politik, dan militer atas semua muslim di dunia, dan keabsahan semua keamiran, kelompok, negara dan organisasi tidak di akui lagi setelah kekuasaan khilafah meluas dan pasukannya tiba di wilayah mereka.
PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menyebutkan bahwa kelompok separatis ISIS telah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia dan kejahatan perang. Kejahatan ISIS bukan hanya membunuh sesama saudara Muslim dan Non Muslim saja tetapi melakukan pembersihan etnis berskala sangat besar.
Oleh karena itulah PBB mencap ISIS sebagai organisasi teroris, dan negara yang tergabung dalam PBB, Uni Eropa, dan negara-negara anggotanya, Amerika Serikat, India, Indonesia, Israel, Turki, Arab Saudi, Suriah dan Negara-negara lainnya secara langsung menyatakan berperang melawan ISIS.
Kebrutalan kelompok ISIS ini mampu membungkam dunia, kekejamannya dengan merilis pembunuhannya melalui video yang di sebarkan berbagai media termasuk Youtube, Facebook, dan media lainnya.
Gerakan separatisnya mencatatkan dirinya sebagai pembunuhan terorisme terhebat pada juli 2013 jumlah korban tewas mencapai 1.000 orang per bulan untuk pertama kalinya sejak April 2008.
Pada bulan juli 2014 dikabarkan ISIS merekrut lebih dari 6.300 orang menurut Syrian Observatory For Human Rights. Beberapa diantarnya diduga pernah menjadi bagian pasukan Suriah Bebas.
Bertambahnya anggota ISIS dengan ini mampu menduduki kota Zumar,Sinjar dan Wana di Iraq utara pada tanggal 3 agustus 2014. Kemudian ISIS pula menambah pasukannya sebesar 10.000 anggotas dari Suriah dan Mosul untuk menduduki ibu kota Iraq, Baghdad.
Perekrutan anggota ISIS pun bukan hanya di timur tengah, di negara Asia tenggara pun jadi bidikan pimpinan ISIS untuk merekrut anggota militan, termasuk Indonesia sebagai ladang subur untuk merekrut.
Baru-baru ini pula kekacauan di filipina yang dilakukan oleh kelompok separatis ISIS berawal dari perekrutan pada tanggal 23 juli 2014 yang di pimpin oleh Abu Sayyaf. Lebih parahnya kelompok militan ISIS di Filipina menculik orang-orang untuk dimintai tebusan.
Begitulah kelompok separatis ISIS dalam melakukan gerakan mereka dalam merebut suatu daerah dengan pembunuhan secara frontal. Lalu bagaimana dengan kelompok Hassasin yang lahir dari salah satu cabang syiah, yaitu Syiah Ismailiyah. Hassasin di ambil dari nama pimpinannya yaitu Hasan bin Sabbah.
Gerakan Ilmu Politik Hassasin
Dengan membuka sejarah kelompok Hassasin pasti akan menemukan perbedaan. Lahirnya kelompok Hassasin pada Tahun 1090 menandai perang dingin antara kelompok Sunni dan Syiah. Dimana kelompok tidak begitu terbuka, lebih banyak menggunakan gerakan bawa tanah.
Termasuk membangun gerakan rahasia bawah tanah yang berkelanjutan terhadap kekhalifahan Abbasiyah. Keberhasilan gerakan bawah tanah mampu merealisasikan gagasan-gagasan revolusioner mereka dengan cara membangun negera, shiah pertama, kerjaan Fatimiah, di sepanjang meditarania dan levant.
Cara perekrutan anggota Hassasin tidak melalui sebuah kekerasan maupun doktrin melainkan orang-orang dibuat mabuk sampai pisang dan dibawa ke benteng Alamut. Tempat orang-orang yang dimabukkan dikumpul disana dan dilayani oleh perempuan dengan berbagai makanan layaknya surga, dengan dasar perekrutan inilah para anggota Hassasin begitu militan melakukan sebuah gerakan bawah tanahnya.
Hassasin dalam melakukan pembunuhan tidak begitu frontal banyak kaum elit saja yang dibunuh. Beberapa korban terkenal yang telah di bunuh oleh kelompok Hassasin di antaranya Wazir Abbasiyah yang terkenal Nizam Al Mulk (1092), Wazir Ftimiah al-afdal Shahanshah (1122), Ibn al-Khashshab dari Aleppo (1125) Raymond II dari Tripoli (1152), Condrad de Montferrat (1192) dan Pangeran Edwar kemudian Edwar I dari Inggris terluka oleh pisau beracun Hassasin pada tahun 1271.
Termasuk pula Salahuddin al-Ayyubi menjadi incaran kaum Hassasin, tapi mampu lolos dari jebakan Hassasin. Salah satu anggota Hassasin menyelinap masuk ke dalam kamar Salahuddin al-Ayyubi dengan meletakkan pisau diatas perut Salahuddin Al-Ayyubi, merupakan simbol ancaman dari kelompok Hassasin.
Beberapa kali kaum Hassasin mengancam Salahuddin al-Ayyubi dengan mengepung basis mereka di syiria Masyaf sampai pada menyelinapnya masuk ke dalam tenda Salahuddin, di tengah-tengah kamp-nya dan meninggalkan sepotong kue yang beracun.
Di akhir kisah tersebut, Paman Salahuddin mematuhi ancaman tersebut dan mengurunkan niatnya untuk menyerang kaum Hassasin.
Namun kelompok Hassasin tidak bertahan begitu lama karena pada tahu 1256 Kerajaan Mongolia telah menghancurkan benteng alamut sebagai basis pertahanan kaum hassasin.
Dari sini mitos pun beredar bahwa Marcopolo pernah ke benteng alamut dan dilayani oleh gadis-gadis cantik dan disuguhi makan dan bertemu langsung dengan pemimpinnya, di dalam kisah Marcopolo menyatakan telah mengunjungi benteng Alamut pada tahun 1273.
Kisah Marcopolo amatlah fiktif itulah para cendikiawan muslim tidak menerima kisah marcopolo pada sejarah Hassasin karena terlalu mengkerdilkan Nizariah dan tak sesuai dengan fakta sejarah Hassasin.
Dari kisah diatas kita bisa mengambil sebuah kesimpulan dalam perbedaan strategi membangun kelompok mereka masing-masing. ISIS menggunakan senjata modern, bom pengantin, dan pembunuhan secara frontal.
Berbeda kaum Hassasin hanya menggunakan pisau belati, makanan beracun, dan dibekali ilmu politik intelijen. Satu hal lagi kaum Hassasin yang pertama kali menggunakan komunikasi pantulan cermin di siang hari dan api pada malam hari. Kedua organisasi ini memiliki karakter yang sama berperilaku teroris. (*)
Penulis: Ikhlasul Amal Muslim (Mahasiswa)
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.














