Advertisement - Scroll ke atas
Opini

Utang Membengkak Rakyat Bengek, Salah Siapa?

1987
×

Utang Membengkak Rakyat Bengek, Salah Siapa?

Sebarkan artikel ini
Utang Membengkak Rakyat Bengek, Salah Siapa?
Sri Ummu Ahza (Aktivis Pemerhati Masyarakat & Penggiat Literasi)

Karena Utang Rakyat jadi bengek

Wibawa Indonesia dianggap semakin turun di mata dunia internasional karena utang semakin tak terbendung. Bahkan, utang Indonesia yang semakin besar dianggap sebagai salah satu kriteria kegagalan pemerintah dalam mengelola negara.

Utang Indonesia makin membengkak dari tahun ke tahun. Besarnya utang menunjukkan salah kelola negara, apalagi jika dikaitkan dengan kekayaan alam yang sangat melimpah di Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya kesalahan dalam mengelola negara termasuk dalam mengelola sumber daya alamnya.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Utang dapat menjadikan negara bunuh diri secara politik karena tergadaikan kedaulatannya. Alasan utangpun yang disebutkan untuk mayoritas pembangunan hanya untuk menjaga martabat Negara. Pengabaian pada kebutuhan pokok rakyat.

Lalu, pertanyaan besar yang muncul. Dari permasalahan pelik tersebut diatas dan warisan utang yang cukup tinggi, bagaimana Islam memberikan solusi terhadap masalah bangsa terkait dengan utang dan bagaimana membangun perekonomian negara?

Perlu diperhatikan, sistem utang dalam sistem kapitalis juga menerapkan riba dan menjadi alat penjajahan bagi negara-negara Kapitalis kepada negara-negara berkembang. Kepedeean mampu melunasi utang tentunya juga di jalan tidak benar yang justru lebih mengorbankan rakyat.

Dengan pemberlakuan pajak sebagai pemasukan utama Negara, dan pajak sepenuhnya tanggungjawab seluruh rakyat. Padahal tata kelola keuangan sudah salah serta tanggungjawab ini semua seharusnya menjadi tugas Negara dalam mensejahterkan rakyatnya per individu.

 

Tata kelola benar bebas utang

Mengambil pinjaman dan melibatkan masyarakat dalam utang adalah perkara yang merugikan dan membahayakn bangsa. Bahaya ini harus dihilangkan dan yang paling bertanggungjawab atas hal ini adalah yang membuat utang.

Kebiasaan Nabi SAW berdoa terbebas utang, seorang sahabat bertanya kepada Nabi, “Mengapa Engkau banyak meminta perlindungan dari utang, wahai Rasulullah?” Jawab Nabi tegas, “Sesungguhnya seseorang apabila sedang berutang ketika dia berbicara biasanya berdusta dan bila berjanji sering mengingkarinya,” (HR Bukhori).

Sistem keuangan APBN yang saat ini diterapkan di berbagai negeri sangat berbeda jauh dari sistem APBN yang pernah dicontohkan dan ditetapkan oleh Rasulullah SAW yaitu dalam naungan Daulah Khilafah Islamiah.

error: Content is protected !!