MAKASSAR—Krisis air bersih di utara Makassar semakin mengkhawatirkan, terutama saat musim kemarau panjang. Debit air yang menurun drastis mengakibatkan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Dampaknya tidak hanya dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga pada kesehatan dan beban ekonomi.
Data dari WALHI Sulawesi Selatan menunjukkan ketimpangan distribusi air di Makassar. Wilayah utara yang memiliki 51.852 pelanggan hanya mendapatkan 940.845 kubik air sepanjang 2023.
Sebaliknya, wilayah barat dengan jumlah pelanggan jauh lebih sedikit (12.466) menerima pasokan hingga 4.204.765 kubik. Hal ini menjadi sorotan dalam riset bertajuk Makassar Kota Dunia yang Krisis Air.
Sementara itu, PDAM Makassar mengakui gangguan distribusi air bersih melalui unggahan di akun media sosialnya. Penyebab utama adalah musim kemarau yang memperparah ketersediaan air di Bendungan Leko Pancing.
Debit air yang biasanya mencapai 500 liter per detik merosot tajam menjadi hanya 100 liter per detik selama periode ini.
Bagi warga di wilayah utara, kondisi ini semakin berat. Nadia, warga Kecamatan Bontoala, menceritakan perjuangannya.
“Kami harus mengangkut 5 hingga 10 jeriken air setiap hari. Waktu dan tenaga terkuras hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar,” ujarnya.
Selain itu, keluarga Nadia harus mengeluarkan biaya tambahan untuk air galon dan layanan laundry, memperparah tekanan ekonomi rumah tangga.
Ketua RW 04 Kelurahan Bunga Ejaya, Arifuddin, mengungkapkan upaya pemerintah dalam mengatasi krisis ini, termasuk pengiriman air bersih dengan mobil tangki dan edukasi hemat air.
Namun, kemarau panjang tetap menjadi tantangan utama yang sulit diatasi tanpa langkah strategis jangka panjang.
Menurut Anisa Ramadhani Sahlan, ST., MT., dosen Teknik Lingkungan Universitas Muslim Indonesia, urbanisasi yang tak terkendali dan alih fungsi lahan resapan memperparah masalah ini.
Disinilah peran penting pemanfaatan bendungan untuk menampung air selama musim hujan. “Air yang ditampung dapat digunakan untuk kebutuhan non-domestik, seperti irigasi, sehingga pasokan air PDAM lebih terfokus untuk konsumsi rumah tangga,” jelasnya. (cr/Ag4ys)
Citizen Reporter: Andi Rasikah Agasya Yuri (Mahasiswa Jurusan Jurnalistik UINAM)