Advertisement - Scroll ke atas
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Maros
  • Universitas Dipa Makassar
  • Media Sulsel
Sulsel

Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Mudik, Sekda Sulsel Terima Kunjungan Kepala BMKG

1787
×

Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Mudik, Sekda Sulsel Terima Kunjungan Kepala BMKG

Sebarkan artikel ini
Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Mudik, Sekda Sulsel Terima Kunjungan Kepala BMKG
Menjelang arus mudik Lebaran, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, menerima kunjungan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat, Prof. Dwikorita Karnawati. Pertemuan yang berlangsung di Baruga Lounge, Kantor Gubernur Sulsel, pada Minggu (16/3/2025) ini membahas kesiapan menghadapi potensi cuaca ekstrem selama puncak musim hujan di bulan Maret dan April.
  • DPRD Kota Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

MAKASSAR—Menjelang arus mudik Lebaran, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, menerima kunjungan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat, Prof. Dwikorita Karnawati. Pertemuan yang berlangsung di Baruga Lounge, Kantor Gubernur Sulsel, pada Minggu (16/3/2025) ini membahas kesiapan menghadapi potensi cuaca ekstrem selama puncak musim hujan di bulan Maret dan April.

Jufri Rahman menegaskan bahwa koordinasi ini bertujuan untuk mengantisipasi risiko bencana yang bisa mengganggu kelancaran dan keselamatan pemudik. Data yang diberikan BMKG mencakup daerah-daerah rawan bencana di Sulawesi Selatan, terutama wilayah dengan medan ekstrem yang berpotensi longsor.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

“Daerah utara Sulawesi Selatan memiliki kemiringan medan yang cukup curam, sehingga risiko longsor cukup besar. Dengan data dari BMKG, kita bisa segera melakukan mitigasi melalui Tim Terpadu Tanggap Bencana,” ujarnya.

Data prediksi cuaca dari BMKG sudah tersedia sejak enam hari sebelum kejadian, kemudian diperbarui dalam rentang tiga hari, hingga real-time dalam tiga jam hingga 30 menit sebelum bencana terjadi. Informasi ini memungkinkan pemerintah mengambil langkah cepat dalam mitigasi.

Jufri menjelaskan bahwa data potensi longsor akan dimanfaatkan untuk berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum agar alat berat disiagakan di titik-titik rawan. Selain itu, Dinas Perhubungan bersama kepolisian dapat menerapkan rekayasa lalu lintas dengan sistem buka tutup jika kondisi darurat terjadi.

“Kami juga melibatkan BPBD dan Dinas Sosial untuk menyiapkan skenario evakuasi jika diperlukan. Semua ini demi keselamatan pemudik,” tambahnya.

Di sektor kelautan, BMKG juga berupaya meningkatkan keselamatan pelayaran di perairan antara Selayar dan Jeneponto dengan pembangunan radar pemantau gelombang laut.

Sementara itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa koordinasi ini penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem selama periode mudik. Beberapa daerah di Sulawesi Selatan, seperti Toraja, Luwu, Enrekang, dan Bone, saat ini memasuki puncak musim hujan dan berisiko mengalami banjir bandang serta longsor di jalur mudik.

“Di wilayah Tenggara, seperti Jeneponto dan sekitarnya, ancaman banjir hingga banjir rob juga harus diwaspadai. Oleh karena itu, koordinasi dalam mengamankan jalur mudik sangat penting, termasuk rekayasa lalu lintas jika ada peringatan dini dari BMKG,” ungkapnya.

Untuk sektor penerbangan, BMKG memastikan bahwa maskapai sudah mendapatkan prakiraan cuaca enam jam sebelum keberangkatan. Ini memungkinkan mereka mengantisipasi potensi gangguan seperti turbulensi, awan kumulonimbus, atau bahkan risiko erupsi gunung api di sepanjang jalur penerbangan.

“Informasi ini selalu diperbarui, sehingga penerbangan bisa direncanakan lebih aman dan nyaman,” tegas Dwikorita. (*/4dv)

error: Content is protected !!