Advertisement - Scroll ke atas
Opini

Dari Santri Menuju Peradaban Dunia

857
×

Dari Santri Menuju Peradaban Dunia

Sebarkan artikel ini
Ummu Daffa
Ummu Daffa (Penulis)

OPINI—Masjid Al-Markaz Al-Islami menunjukkan perannya sebagai pusat perdaban Islam di wilayah Sulawesi Selatan. Tahun ini, ikon religius Sulawesi Selatan (Sulesl) itu menjadi tempat peringatan Hari Santri Nasional, yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kota Makassar pada 20-22 Oktober 2025.

Sebanyak 571 santri dari berbagai pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam berkumpul di halaman masjid untuk mengikuti Kemah Santri.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”. Ada beragam rangkaian kegiatan akan digelar selama tiga hari, mulai dari lomba Hadroh, Dai Cilik, Rangking 1, Yel-Yel, hingga tampilan hiburan santri.

Kegiatan Pemberdayaan Santri

Berdasarkan berbagai sumber berita, kegiatan pemberdayaan santri mencakup berbagai bidang, terutama ekonomi, pertanian, digital, sosial, dan kesehatan. Program-program ini bertujuan untuk menciptakan santri yang mandiri, berdaya saing dan berkontribusi bagi masyarakat setelah lulus dari pesantren.

Kegiatan pemberdayaan santri terbagi secara rinci dalam bidang kewirausahaan dan ekonomi, bidang digital dan teknologi, bidang sosial dan kemasyarakatan serta bidang pendidikan dan seni.

Peran Santri Abad Kiwari

Saat ini, peringatan Hari santri hanya sebatas seremonial. Diisi dengan kegiatan-kegiatan yang berpotensi menjauhkan santri dari spirit perjuangan. Wajar jika wujud Kehidupan santri hari ini tidak lah mencerminkan santri sebagai mana yang seharusnya, santri hari ini seakan hilang arah dari tujuan utama menjadi santri, santri di aruskan untuk larut dalam kegiatan dan kesibukan yang bukan menjadi tujuan utama seorang santri melainkan mendukung program dan kegiatan yang di usung oleh sistem pemerintahan kapitalis yang berasas sekuler.

Santri digiring untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak menjadi tujuan utama sebagai santri, bahkan santri di manfaatkan untuk menjalankan tugas yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawabnya, contohnya saja santri diberdayakan dalam bidang ekonomi agar mampu berkontribusi dalam peningkatan ekonomi.

Bahkan diarahkan ikut serta dalam menjaga ketahanan pangan dengan berbagai kegiatan seperti beternak dan lainnya, meski kedengarannya berbagai program pemberdayaan santri bernilai positif tapi program-program tersebutlah yang berpeluang menjauhkan santri dari tujuan utama mereka menuntut ilmu dalam pesantren karena semua hal tersebut akan mengalihkan fokus utama santri untuk belajar atau menuntut ilmu dengan baik.

Lebih mirisnya lagi, santri menjadi salah satu sasaran pengarusan arus moderasi Islam dengan tujuan globalisasi moderasi kepada para santri, seperti kurikulum yang di terapkan dalam pesantren yang sudah melenceng jauh dari kurikulum Islam yang sebenarnya, sehingga melahirkan santri yang tidak lagi faham tentang Islam kaffah.

Sebaliknya santri di jadikan sebagai pelopor penyebaran pemahaman yang bertentangan dengan Islam yaitu pemahaman Islam moderasi sekuler yang diadopsi dari pemahaman barat, yang memang bertujuan untuk menjauhkan generasi atau santri dari pemahaman Islam kaffah, sehingga mengakibatkan pengkerdilan potensi santri dari hakikat santri yang sesungguhnya.

Santri sengaja di sibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang bernilai materi saja yang akhirnya meredam semangat juang santri sehingga hanya mencukupkan diri berakhlak mulia dalam ibadah ritual semata. Inilah yang akan menghalangi lahirnya santri calon ulama yang seharusnya menjadi penerus perjuangan para nabi dalam mendakwahkan Islam kaffah di tengah-tengah masyarakat, sehingga untuk mewujudkan peradaban dunia hanya sebatas angan-angan.

Jati Diri Santri yang Sesungguhnya

Peringatan hari santri seharusnya menjadi momen untuk mengembalikan peran strategis dari santri, dan di sini pondok pesantren seharusnya memiliki peran penting dalam menjaga peran strategis dan potensi dari santri, pesantren mendidik santri agar melahirkan santri berkualitas yang mampu menjadi kader ulama yang bervisi surga dan bermisi sebagai penerus aktivitas dakwah para nabi yang mampu membangkitkan semangat juang umat untuk memperjuangkan kembali tegaknya peradaban Islam.

Menjadi tugas utama pesantren untuk menjaga dan mengarahkan santri agar hanya fokus belajar atau menuntut ilmu agar mampu melahirkan santri yang mampu memiliki jiwa pejuang yang nantinya akan menjadi garda terdepan dalam membangkitkan semangat juang umat untuk mengembalikan peradaban Islam dengan penerapan syariah Islam secara kaffah, membangkitkan kembali peradaban Islam dengan resolusi jihad yang menjadi ruh dan spirit perjuangan para santri.

Santri memiliki potensi besar untuk memimpin umat menuju perubahan kehidupan yang hakiki yaitu diterapkannya syariat Islam secara kaffah agar rahmat Islam kembali menaungi dunia, santri berpegang teguh pada Al qur’an dan As sunah, karena sesungguhnya Islam tidaklah memerlukan pemahaman ideologi lain untk mewujudkan peradaban dunia karena Islam sudah memiliki metode (thariqoh) yang sempurna untuk mewujudkan peradaban Islam.

Pada masa lalu telah terbukti berhasil menjaga umat hidup makmur dan sejahtera serta membawa berkah bagi seluruh alam, dan inilah gambaran santri yang akan mampu mewujudkan peradaban dunia yang hanya mampu lahir dari pendidikan yang kuat yang beraqidah Islam dan menerapkan syariah Islam secara kaffah. (*)

Wallahua’lambishowab

Penulis: Ummu Daffa

 

 

***

 

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!