Advertisement - Scroll ke atas
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Maros
  • Universitas Dipa Makassar
  • Media Sulsel
Opini

“Indonesia Gelap” Membutuhkan Cahaya Islam

356
×

“Indonesia Gelap” Membutuhkan Cahaya Islam

Sebarkan artikel ini
Sitti Hadijah, S.Pd., M.Ak (Aktivis Dakwah/Dosen Fakultas Ekonomi Unsulbar)
Sitti Hadijah, S.Pd., M.Ak (Aktivis Dakwah/Dosen Fakultas Ekonomi Unsulbar)
  • DPRD Kota Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

OPINI—Meminjam Peribahasa “ Habis gelap terbitlah terang” ini bisa diartikan jalan yang terang pasti akan selalu ada, dan niscaya gelap akan tergantikan. Ini adalah pengharapan besar bagi Masyarakat Indonesia setelah hashtag Indonesia Gelap viral di sosial media. Pertanyaan sekarang adalah Cahaya apa yang akan menggantikan kegelapan ini?

Media sering kali disuguhi dengan berbagi macam hashtag, tapi dari sekian banyak hanya beberapa yang menyedot perhatian masyarakat khususnya di Indonesia, Belum lagi lambang Garuda berpunggung biru, lambang Emergency Warning yang kembali digunakan, dan lambang berpunggung hitam yang mewarnai dunia maya.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Pergeseran warna yang lebih dalam ini menunjukkan buruknya kinerja Indonesia dan meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap negaranya. Pastinya ini bukan tanpa alasan sehingga tagar tersebut akhirnya viral di sosial media.

Setelah diamati beberapa fakta yang terjadi dilapangan kemudian beberapa isu yang diangkat mengenai kisruh LPG 3 Kg, reformasi Polri, program makan siang bergizi (MBG), dan yang tak kalah kuatnya adalah mengenai pemangkasan anggaran untuk program sosial dan kesejahteraan rakyat, begitu juga dengan masalah pendidikan yang merupakan kebutuhan mendasar rakyat Indonesia, kesehatan, serta lapangan pekerjaan.

Fakta-fakta inilah yang kemudian bukan hanya kuat di sosial media tapi juga berwujud dalam demo yang serentak dilakukan beberapa titik wilayah yang ada di Indonesia.

FAKTA PERMASALAHAN

Para mahasiswa dari mulai Universitas Indonesia (UI), Universitas Tulang Buwang (UTB) Lampung, hingga Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin (UNISKA), dilaporkan menggelar aksi massa bertajuk Indonesia Gelap, pada Senin (17/2/2025) ini.

Ada beberapa tuntutan yang mereka sampaikan salah satu diantaranya adalah mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 karena menetapkan pemangkasan anggaran yang dianggap tidak keberpihakan kepada rakyat, serta mencabut pasal dalam Rancangan Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (RUU Minerba) yang memungkinkan perguruan tinggi mengelola tambang, padahal fokus utama dunia Pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selain itu, BEM UI juga mendesak pemerintah untuk mencairkan tunjangan dosen secara penuh tanpa hambatan birokrasi dan pengurangan yang merugikan, menghilangkan program MBG dan menghapusnya dari anggaran pendidikan, serta berhenti membuat kebijakan publik yang tidak berdasar pada penelitian ilmiah dan tidak fokus pada kesejahteraan masyarakat. ( tirto.id)

Selain itu, masih banyak permasalahan tambahan yang memperburuk keadaan Indonesia, diantaranya adalah Kemerosotan moralitas, ketidakadilan sosial, bencana ekonomi, atau kebijakan yang tidak populer. meningkatnya aktivitas kriminal dan masalah sosial lainnya yang mudah dirasakan dan dialami oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Kegelapan yang terjadi di Indonesia saat ini disebabkan oleh penerapan sistem yang salah sebagai landasan negara dan akibat dari kebijakan yang salah. Bangsa ini mendasarkan peraturan dan perundang-undangannya pada sistem kapitalis-sekuler yang menjadi landasan dalam mengendalikan kehidupan masyarakat.

SOLUSI CAHAYA ISLAM

Kapitalisme sekuler menciptakan bentuk pemerintahan demokratis dengan memisahkan agama dari kehidupan. dengan prinsip dasar bahwa rakyat memegang kekuasaan kedaulatan.

Hal ini menandakan bahwa rakyat mempunyai kekuasaan penuh untuk membuat undang-undang, yang selanjutnya dilaksanakan oleh wakil-wakil yang dipilih melalui pemilu. Indonesia harus mencari alternatif sistem yang lebih baik dan dapat memberikan pencerahan agar dapat keluar dari sistem yang membuat keadaan semakin gelap.

Sebagaimana Rasulullah SAW dan para sahabatnya mampu membawa cahaya Islam ke dalam zaman kegelapan kebodohan dan membangun peradaban besar yang memerangi seluruh bumi. Sebagai agama yang sempurna, Islam menjelaskan dan mengatur tidak hanya siapa yang harus diyakini (aqidah) dan disembah, tetapi juga bagaimana cara beribadah kepada Allah SWT.

Prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang mengatur setiap aspek kehidupan manusia—secara individu, kolektif, dan dalam negara—adalah salah satu komponen kesempurnaan Islam.

Islam mendasarkan negara pada hukum Islam, artinya hukum-hukum yang mengatur setiap bidang kehidupan bersumber dari hukum islam yaitu wahyu Allah SWT. Satu-satunya yang memiliki otoritas legislatif adalah Allah SWT. Karena pada dasarnya manusia tidak akan mampu membuat hukum terbaik yang akan dijalankan dalam mengarungi kehidupan ini. (*)

 

Wallahu A’lam Bissawab”

 

Penulis: Sitti Hadijah, S.Pd., M.Ak (Aktivis Dakwah/Dosen Fakultas Ekonomi Unsulbar)

 

***

 

 

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!