MAKASSAR—Pemprov Sulsel dalam hal ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) terus berupaya mengajak generasi penerus untuk memahami dan mencintai warisan budaya lokal.
Hal ini tergambar pada event tahunan DPK Sulsel berjudul Festival Aksara Lontaraq III. Bahkan hari kedua penyelenggaraan event ini, DPK masih mengikutsertakan anak usia dini, siswa-siswi SD, SMP dan SMA dalam kegiatannya. Salah satu yang mencolok adalah agenda lomba melukis aksara lontaraq menggunakan wadah kipas.
“Tujuannya ingin terus memberikan pemahaman di usia muda untuk bisa lebih paham naskah kuno kita dalam hal ini aksara lontaraq,” kata Hasan Sijaya selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel, Jum’at (14/10/2022).
Selain lomba melukis, para siswa juga melakukan lomba storytelling berdongeng kisah-kisah leluhur di Sulawesi Selatan, tujuannya kata Hasan agar dapat menghadirkan rasa cinta dan memahami warisan budaya kepada penerus bangsa.
“Bisa memberikan pemahaman bahwa aksara lontaraq ini warisan dari nenek moyang kita yang sangat bernilai,” tuturnya.
Pasalnya yang menjadi kekhawatiran DPK, lanjut Hasan, yakni aksara lontaraq ini bisa diklaim negara lain.
“Jangan sampai diklaim negara lain, sudah banyak kejadian warisan budaya kita diklaim, dan kita tahu ini adalah warisan suku Bugis Makassar Mandar dan Toraja, tidak semua daerah bisa diwariskan budaya seperti ini dalam bentuk aksara lontaraq,” jelasnya.
Pada hari kedua ini, pihaknya juga melakukan penyerahan literasi berupa eBook karya siswa SMA di Makassar untuk kebutuhan Perpustakaan Sulsel.
“Dan itu keren, suatu inovasi yang baru karena masih remaja sudah menghasilkan karya dalam bentuk buku,” pungkasnya.
Festival Aksara Lontaraq (Falaq) III Tahun 2022 mengangkat tema “Transformasi Aksara Lontaraq Mendorong Inovasi dan Kreativitas”.
Dibuka langsung oleh Asisten Administrasi Sekretaris Daerah, H. Tautoto Tana Ranggina Sarongallo mewakili Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
Festival Aksara Lontaraq III Tahun 2022 juga melibatkan para penulis, seniman, budayawan dan pegiat literasi di Sulawesi Selatan. (*)