MALANG—Kota Malang Jawa Timur, melalui Komite Ekonomi Kreatif (KKE) yang dibentuknya mulai membenahi sejumlah pasar rakyat yang dimiliki dengan sentuhan smart city kreatif, serta pelibatan pelaku budaya dan pelaku ekonomi kreatif di dalamnya.
Menurut Ketua Bidang Komunikasi dan Pemasaran, KKE Malang, Taufiq Saguanto upaya itu dilakukan untuk membuat pasar rakyat menjadi semakin bergairah, menarik dan mampu kembali memancing minat warga mengunjungi pasar-pasar rakyat tersebut.
“Pasar rakyat harus jauh dari kesan kumuh dan jorok, sehingga keberadaannya di era digital ini tetap mampu eksis dan bergairah. Olehnya itu kami mencoba memberikan sentuhan budaya dan digital di dalamnya,” tegas Taufiq saat menemani Media Sulsel berkunjung di beberapa pasar di Malang, Selasa (16/11/2021).
Dalam kunjungan tersebut Mediasulsel.com yang ikut dalam rombongan Birma Rindukraf diajak langsung mengunjungi beberapa tempat diantaranya Pasar Buku Wilis, Pasar Rakyat Bareng dan Pasar Bunga Jl. Brawijaya.
Kunjungan tempat pertama di Pasar Buku Wilis, yang terletak di Jl. Wilis Kota Malang, di sini Mediasulsel.com disajikan pemandangan 60 lapak penjual buku dengan berbagai jenis yang berharga sangat murah. Bahkan harganya bisa sepertiga dari harga pasaran normal.
Dalam obrolan singkat bersama Koordinator Pedagang, Muharto serta Penasehat Paguyuban Pedagang Pasar Buku Wilis, Ucok Harahap, diperoleh fakta, bahwa pada umumnya pedagang di lokasi tersebut merupakan bisnis turun temurun yang sebelumnya berjualan di tempat lain yang semenjak tahun 2003 direlokasi di tempat tersebut.
Menurut Muharto, semenjak pandemi berlangsung hampir 2 tahun, tingkat penjualan di lokasi tersebut menurun drastis, namun berkat sentuhan KKE dan arahan dari Taufiq Saguanto dengan merambah ke market place, membuat penjualan kembali bergairah.
“Kalo kita dapatkan penjualan buku dari kota Malang di market Place yang saat ini popular dan berharga murah, saya berani pastikan itu dari sini,” celetuk Taufiq di tengah obrolan.
Lebih lanjut Muhyanto menuturkan, bahwa selama ini di lokasi tersebut seperti berjalan sendiri-sendiri, namun saat ini dengan adanya Paguyuban Pedagang membuat mulai saling mendukung khususnya dalam penjualan secara online.
“Saat ini kita pelan-pelan mulai saling mengisi, terutama dalam model penjualan online. Rencananya ke depan kita akan satukan antara penulis, penerbit dan penjual di sini berbendera Pasar Buku Wilis,” tegas Muhyanto dengan nada optimis.
Di tempat kedua Tim Birma Rindukraf bersama Mediasulsel.com berkunjung di Pasar Rakyat Bareng. Di tempat ini, tim disambut Penasehat Paguyuban Pedagang Pasar Kota Malang (PPKM), Hj. Lilik Maskichan, SE, bersama salah seorang pelaku seni Kota Malang, Joko Rendy dan Koordinator Pedangan Pasar Bareng, Nanang.
Di pasar berlantai 2 tersebut, terbagi menjadi 2 yaitu lantai 1 ditempati pasar rakyat pada umumnya, sementara di lantai 2 terdapat penjualan barang-barang karya seni dan barang-barang antik yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun.
Di tempat ini juga terdapat pembuatan Replika Topeng Panji Khas Malang dalam berbagai bentuk dan ukuran, baik yang berbahan fiber sebagai hiasan, maupun yang terbuat dari bahan makanan dalam bentuk kue siap santap.
Menurut Joko dengan situasi yang ada di Pasar Bareng saat ini membuat dirinya dan sejumlah pelaku seni lainnya di kota Malang dapat tetap berkesenian sambil berdagang. “intinya dengan situasi ini, kami para seniman bisa tetap berkesenian sambil berbisnis,” tutur Joko sembari tertawa.
Di gerai seni milik joko yang berada di sudut kiri lantai 2 pasar ini, terpajang sejumlah karya seni seperti lukisan dengan berbagai media, topeng panji dari berbagai daerah yang bahkan ada yang berusia lebih 100 tahun serta karya batik tulis dari berbagai sumber.
Sementara itu menurut Koordinator Pedagang Pasar Bareng, Nanang, di lokasi tersebut terdapat 14 kios barang antik, yang tak jarang dalam mendapatkan barang dagangannya harus keliling dari rumah ke rumah.
Selanjut Mediasulsel.com dan Rombongan Tim Birma Rindukraf dengan menggunakan Mikrolet (angkot) yang telah disiapkan Tim Produksi Podcast Jalan-jalan dan didampingi Taufiq Saguanto, Okta, Hj. Lilik dan Humas PPKM Samidi, mengunjungi Pasar Bunga Jl Brawijaya.
Di Pasar Bunga yang lokasinya berdampingan dengan Pasar Burung dan Pasar Ikan Hias tersebut, Media Sulsel dan rombongan disambut langsung oleh Ketua PPKM Pasar Bunga Abah Muhtar, yang Nampak masih energik dan bersemangat menyambut kedatangan Birma Rindukraf ke tempatnya.
Kepada rombongan Abah Muhtar langsung membawa dan memperkenalkan inovasi yang ada di lokasi tersebut yang disebutnya dengan Kafe Tenang. Yang merupakan sebuah tempat minum kopi yang berada tepat di pinggir sungai Brantas yang memang berada di sisi belakang lokasi Pasar Bunga.
Meski sudah nampak digunakan dengan terdapat sejumlah remaja yang asyik menikmati secangkir kopi duduk di kursi dan meja kayu sederhana di pinggir sungai Brantas yang sejuk, teduh dan jauh dari kebisingan, namun Abah Muhtar mengaku, lokasi tersebut baru proses pengerjaan untuk digunakan.
“Ini sementara kita siapkan menjadi lokasi yang lebih layak dan menarik, apalagi ini sejalan dengan semangat Kota Malang yang akan mengembalikan kejayaannya sebagai kota tujuan wisata,” tutur Abah Muhtar saat mendampingi Mediasulsel.com menyusuri tepi Sungai Brantas.
Di Pasar yang konon berdiri di atas tanah milik Kodam Brawijaya ini, kita bisa menikmati dan berbelanja ribuan spesies tanaman hias dan tanaman buah serta berbagai media tanam dan pupuk, selain itu ditempat ini juga terdapat industri pembuatan pot bunga dengan berbagai model.
Di akhir kunjungan Ambang selaku penanggung jawab Birma Rindukraf menyampaikan banyak terima kasih atas sambutan dan ilmu yang diberikan, teriring harapan semoga apa yang diperoleh di Malang dapat mempercerah wacana kreatifitas yang dimiliki Birma Rindukraf.
“Terima Kasih untuk mas Taufiq dan teman-teman PPKM atas sambutan dan ilmunya, semoga ini memberikan kecerahan kepada kami dalam berkreatif, serta awal yang baik bagi terus terjalinnya hubungan antara Birma Rindukraf dengan PPKM, Hotbottle dan tentunya KKE Malang,” pungkas Ambang. (T4ng)