MAKASSAR—PT PLN (Persero) terus memperluas infrastruktur pengisian kendaraan listrik di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) dengan mengoperasikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) baru di Kantor PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Karebosi, Makassar.
Peresmian SPKLU ini, yang bertepatan dengan momen libur Natal dan Tahun Baru, semakin memperkuat komitmen PLN dalam mendukung ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia. Dengan penambahan ini, total SPKLU yang beroperasi di wilayah Sulselrabar menjadi 61 unit yang tersebar di 53 lokasi.
General Manager PLN UID Sulselrabar, Budiono, menegaskan bahwa langkah ini merupakan wujud nyata dukungan PLN terhadap transisi energi menuju net zero emission pada tahun 2060.
“SPKLU adalah bukti nyata bahwa PLN siap memberikan kemudahan bagi pelanggan pemilik kendaraan listrik untuk melakukan pengisian daya di mana saja,” ujar Budiono.
Ia bahkan memaparkan pengalamannya melakukan perjalanan menggunakan mobil listrik dari Makassar ke Bulukumba, Watampone, dan kembali ke Makassar, membuktikan ketersediaan infrastruktur pengisian daya di berbagai lokasi.
SPKLU baru di Kantor PLN ULP Karebosi ini berjenis Medium Charging dengan spesifikasi daya 1×25 kW. Kehadirannya diharapkan dapat mendukung kebutuhan pengisian daya kendaraan listrik, khususnya bagi para pemudik yang melintasi Makassar pada periode libur Natal dan Tahun Baru.
“Kami memahami pentingnya layanan yang andal selama periode libur. Dengan tersedianya SPKLU di titik-titik strategis, kami ingin memberikan rasa tenang bagi pengguna kendaraan listrik selama perjalanan mereka,” tambah Budiono.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Makassar, DR. H. Fathur Rahim, ST., MT., menyambut baik inisiatif PLN ini. “Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan PLN. Ini adalah suatu langkah nyata dalam mewujudkan Makassar sebagai kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ungkap Fathur.
Lebih lanjut, Budiono memaparkan data bahwa sejak SPKLU pertama kali beroperasi, telah tercatat 6.881 transaksi. Ia juga menekankan keuntungan ekonomis penggunaan kendaraan listrik.
“Jika menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil, rata-rata biaya operasional per kilometer adalah Rp800,-. Namun, dengan mobil listrik, biaya operasionalnya hanya sekitar Rp200,- per kilometer. Jadi, ini sangat hemat,” jelasnya.
Ia pun berharap Kota Makassar dapat terus berinovasi dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mendukung program transisi energi dan mengajak masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. (*/4dv)