Advertisement - Scroll ke atas
  • Media Sulsel
  • Universitas Dipa Makassar
Makassar

Tantangan Distribusi Pangan di Makassar Jadi Sorotan dalam FGD TPID

519
×

Tantangan Distribusi Pangan di Makassar Jadi Sorotan dalam FGD TPID

Sebarkan artikel ini
Tantangan Distribusi Pangan di Makassar Jadi Sorotan dalam FGD TPID
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Makassar, Dr. Alamsyah Sahabuddin, S.Stp., M.Si., sebagai pembicara utama, dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota berlangsung di Royal Bay Hotel pada Selasa (10/12/2024).
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

MAKASSAR—Distribusi pangan di Kota Makassar mendapat perhatian serius dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Makassar. Kegiatan yang berlangsung di Royal Bay Hotel pada Selasa (10/12/2024) ini menghadirkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Makassar, Dr. Alamsyah Sahabuddin, S.Stp., M.Si., sebagai pembicara utama.

Dengan tema “Kolaborasi dalam Distribusi Pangan untuk Pengendalian Inflasi dan Mendukung Petani Lokal,” FGD tersebut menjadi forum penting untuk membahas strategi bersama dalam menghadapi berbagai tantangan distribusi pangan yang berdampak pada inflasi dan kesejahteraan petani.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Penjabat Sekretaris Daerah Kota Makassar, Irwan Rusfiady Adnan, dalam sambutannya menekankan bahwa hambatan distribusi pangan kerap menjadi pemicu utama lonjakan harga. Ia menyoroti bahwa kelangkaan bahan pangan di pasar sering kali bukan karena kurangnya produksi, melainkan akibat sistem distribusi yang tidak efisien.

“Distribusi pangan yang tidak lancar bisa menciptakan kekosongan stok, memicu kenaikan harga, dan berdampak langsung pada inflasi. Kita harus menemukan solusi nyata agar permasalahan ini bisa diatasi, terutama di Kota Makassar,” ujar Irwan.

Dalam paparannya, Dr. Alamsyah mengungkapkan enam tantangan utama yang saat ini dihadapi Kota Makassar dalam mendistribusikan pangan. Tantangan tersebut mencakup hambatan logistik akibat infrastruktur yang belum memadai, tingginya biaya transportasi, serta praktik spekulasi dan penimbunan yang memperburuk fluktuasi harga.

“Belum lagi masalah lain seperti kurangnya sertifikasi keamanan pangan dari produsen, sulitnya petani lokal mengakses pasar, hingga standar produk yang belum memenuhi kebutuhan ritel modern,” jelas Dr. Alamsyah. Ia juga menambahkan bahwa harga jual hasil pertanian yang tidak kompetitif membuat masyarakat lebih memilih produk impor, yang justru menghambat perkembangan petani lokal.

Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi langkah mutlak untuk menciptakan sistem distribusi yang lebih efisien dan berkelanjutan. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat, untuk terlibat aktif dalam menyelesaikan persoalan ini.

“Kita harus membangun ekosistem pangan yang tidak hanya menjamin ketersediaan, tetapi juga mampu mendukung petani lokal dengan harga yang layak dan akses pasar yang lebih luas,” tegasnya.

FGD ini juga menjadi ruang diskusi untuk mencari solusi konkret, termasuk pengembangan infrastruktur pendukung, penguatan sistem logistik, dan peningkatan kualitas produk pangan lokal. Dengan langkah yang tepat, diharapkan Kota Makassar dapat menjaga stabilitas harga pangan, menekan laju inflasi, sekaligus memberdayakan petani lokal untuk lebih kompetitif di pasar.

Melalui pertemuan ini, semua pihak diharapkan dapat mengambil peran aktif untuk menjadikan Makassar sebagai kota yang tidak hanya mandiri pangan, tetapi juga mampu mendistribusikan hasil pangan dengan lebih efektif dan efisien. (*/4dv)

error: Content is protected !!