Advertisement - Scroll ke atas
  • Bapenda Makassar
  • Pemkot Makassar
  • Pemkot Makassar
  • Stunting
  • Universitas Diponegoro
Sulsel

3000 lebih Sapi di Sulsel masih menderita Penyakit Mulut dan Kuku

1178
×

3000 lebih Sapi di Sulsel masih menderita Penyakit Mulut dan Kuku

Sebarkan artikel ini
3000 lebih Sapi di Sulsel masih menderita Penyakit Mulut dan Kuku
Mayjen TNI Fajar Setyawan Deputi Penanganan Darurat BNPB saat ditemui awak media di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (4/9/2022).
  • KPU Sulsel
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar
  • Banner DPRD Makassar
  • Pilkada Sulsel (KPU Sulsel)

MAKASSAR—Sebanyak 3000 lebih sapi di Sulsel masih menderita Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Ribuan sapi ini tersebar di beberapa kabupaten di Sulsel. Namun dari 3000 sapi itu, Sulsel telah menurunkan angka sapi penderita PMK yakni dari 8000 menjadi 3000.

Data ini diungkapkan oleh Mayjen TNI Fajar Setyawan, selaku Deputi Penanganan Darurat BNPB. Menurutnya, Sulsel harus kerja keras lagi untuk mencapai target zero kasus pada November mendatang.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

“Selanjutnya semoga bisa disembuhkan, harapan kita November sudah zero kasus, karena ini dampaknya merugikan ke ekonomi maupun sosial,” ujar Mayjen TNI Fajar saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (4/9/2022).

Pemerintah melalui Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) memang menargetkan agar kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bisa diselesaikan sebelum akhir tahun ini.

Karena itu, BNPB senantiasa mengevaluasi progres penanganan PMK di daerah, tak terkecuali Sulawesi Selatan.

Menurutnya dari hasil monitoring, sejauh ini penanganan PMK di Sulawesi Selatan berjalan cukup baik. Namun pihaknya masih akan melakukan verifikasi di lapangan untuk memastikan empat strategi pengendalian PMK dilaksanakan secara maksimal.

“Progres penanganan PMK memasuki bulan ke empat ini bagus. Cuma kami akan verifikasi di lapangan sekaligus kita akan berikan evaluasi sehingga di November, maksimal desember kasus bisa clear,” ujar Mayjen Fajar.

Verifikasi lapangan akan dipusatkan di tiga kabupaten yakni Jeneponto, Gowa dan Maros.

Adapun empat strategi penanganan PMK, kata Mayjen Fajar, yang pertama adalah biosecurity, selanjutnya vaksinasi bagi sapi sehat, pemotongan bersyarat bagi sapi terjangkit dan terakhir adalah testing.

“Ini kunci utama yang kita terapkan di seluruh 22 provinsi terdampak PMK di Indonesia,” ucapnya.

Lebih lanjut ia menyebut, secara komulatif terdapat sebanyak 8 ribu kasus PMK di Sulsel. Namun kini tersisa 3 ribu kasus dengan angka kesembuhan cukup tinggi.

“Artinya sisanya itu dapat disembuhkan dan potong bersyarat, dimaknai bahwa 4 strategi sudah dilaksanakan di sulsel,” jelasnya.

Ia berharap, satgas di daerah komitmen membasmi PMK. Sebab jika berlanjut akan berdampak negatif baik untuk ekonomi maupun sosial.

“Sosialisasi akan kami galakkan. Kalau pengen sapi sehat ya vaksin. Ketika sakit kasih obat dan vitamin. Ketika potong bersyarat ada kompensasi maksimal senilai Rp10 juta,” pungkasnya. (*)

  • DPPKB Kota Makassar
error: Content is protected !!