MAKASSAR—Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mencatat curah hujan yang terjadi di Sulsel saat ini masuk kategori sangat ekstrem. Hujan yang turun sejak tanggal 5 Desember ini disebut tidak pernah terjadi tahun-tahun sebelumnya.
“Di tanggal 5 itu curah hujannya mencapai 250 mm/detik kategorinya sangat ekstrem, tanggal 6 dan 7 itu naik sampai 500 mm/detik, itu lebih lagi, sangat-sangat ekstrem,” kata kepala balai BMKG Wilayah IV Makassar, Darmawan usai bertemu dengan Plt Gubernur Sulsel dirumah jabatan Gubernur Rabu, 8 Desember 2021.
Darmawan menjelaskan curah hujan selama tiga hari ini sangat tinggi. Padahal Normal curah hujan tingginya hanya 100 mm/detik.
“25-50 mm/detik saja disebut sudah masuk kategori lebat. Ini sampai 500 mm/detik jadi sangat di atas normal. Selama ini di Sulsel itu (curah hujannya) hanya kurang dari 50 (mm/detik),” ujarnya.
Curah hujan yang tinggi ini mengakibatkan sejumlah daerah mengalami banjir bandang dan banjir rob. Gelombang tinggi juga naik hingga tiga meter.
Kata Darmawan, hujan sangat ekstrem yang terjadi kemarin belum sampai kategori puncak. Pihaknya memperkirakan curah hujan yang lebih dan sangat ekstrem lagi baru akan terjadi pada akhir Januari 2022.
Hal tersebut diakibatkan oleh aktivitas angin Muson Barat yang bergerak ke wilayah Sulawesi Selatan. Kemudian ada pusaran angin di wilayah Kalimantan, sehingga semua angin dari Utara melambat.
Perlambatan itu terjadi di Sulawesi Selatan dan sebagian pulau Jawa. Akibatnya terjadi pertumbuhan curah hujan di wilayah Sulawesi dengan intensitas yang sangat besar.
“Kami laporkan ini belum puncaknya. Kami perkirakan puncaknya itu akhir Januari. Lebih ekstrem lagi dari kemarin bahkan bisa sampai 700 mm/second, itu sangat besar sekali,” tegasnya sambil geleng-geleng kepala.
Ia mengaku hujan selebat itu belum terjadi di Sulsel sebelumnya. Tahun lalu, Sulsel diselamatkan oleh El Nino sehingga curah hujannya sedikit lebih kecil.
Namun tahun ini mengalami hal yang berbeda. Apalagi adanya badai La Nina.
BMKG mengaku sudah mengeluarkan imbauan siaga banjir dan waspada bencana alam di sejumlah wilayah Sulsel. Mengingat dari pantauan pergerakan curah hujan yang hampir merata dengan intensitas sangat lebat bisa di atas 500 mm/detik.
Terutama untuk daerah Maros, Takalar, Gowa, Jeneponto. Kemudian, Pare-pare, Kabupaten Pinrang, Barru, Soppeng, Barru, Pangkep.
Oleh karena itu, BMKG Wilayah IV Makassar mengeluarkan status siaga waspada untuk Sulsel berdasarkan analisis peta berbasis dampak. Pemerintah daerah diminta untuk melakukan antisipasi dini.
“Akhir Januari itu diprediksi banjir bandang. Kami minta Pemda bisa melakukan hal yang urgen dan antisipasi dini,” tukasnya.
Ganggu Transportasi Darat dan Laut
Darmawan juga mengatakan kondisi ini akan memperburuk transportasi penerbangan dan laut. Ia meminta masyarakat agar bisa mengantisipasi bepergian jauh di bulan Januari itu.
“Itu pasti. Pasti mempengaruhi transportasi laut dan udara. Kalau hujan deras diakibatkan oleh awan tinggi, jadi paling besar dampaknya terhadap penerbangan,” kata Darmawan.
Ia mengatakan BMKG akan mengeluarkan warning untuk maskapai penerbangan dan kapal di bulan Januari. Mereka juga akan aktif melakukan sosialisasi ke masyarakat dengan membuat video-video pendek.
Masyarakat juga diminta aktif untuk memantau media sosial BMKG. Kondisi cuaca bisa diupdate setiap saat dari aplikasi tersebut.
Sebelumnya diketahui, 4 pesawat tujuan Bali gagal mendarat karena cuaca buruk pada Senin, 6 Desember 2021. Salah satunya dari Makassar.
Akibatnya, pesawat harus mengalami pengalihan pendaratan karena tidak bisa return to base akibat cuaca. Akhirnya dialihkan ke Cengkareng, Jakarta.
Kondisi tersebut membuat penumpang mengamuk. Mereka marah karena pesawat sempat berputar-putar sebelum dialihkan mendarat di bandara Jakarta. (*)