MAKASSAR—Jelang Hari Raya Idula Adha, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo memantau komoditi pangan dan hewan kurban di berbagai daerah tanah air. Pemantauan dilakukan untuk memastikan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat, termasuk hewan kurban tercukupi sesuai kebutuhan masyarakat dengan harga yang stabil.
“Kita melakukan peninjauan ke berbagai wilayah di Indonesia untuk memastikan ketersediaan pangan, termasuk untuk hewan kurban tercukupi dengan baik. Termasuk kita jaga stabilitas harganya. Karena Bapak Presiden sudah berpesan jangan sampai berdinamika, kemudian inflasi, dan harga tidak terjangkau,” jelas Syahrul belum lama ini.
Dia menegaskan, Kementerian Pertanian akan mengawal 12 komoditi pangan masyarakat terpenuhi secara aman.
Khusus untuk cadangan beras, dipastikan aman hingga satu tahun ke depan karena selalu overstok.
“Bahkan tahun lalu, produksi beras kita tertinggi selama 77 tahun. Selama kemerdekaan. Di sekitar 32,54 juta kalau tidak salah. Yang dipake 29 sampai 30 juta. Masih ada 1 setengah juta over stoknya,” tambah Syahrul.
Bulan depan, akan ada panen padi lagi di lahan seluas 800 ribu hektare dengan kapasitas 6-7 ton per hektare.
Khusus untuk hewan kurban sapi di Sulsel, kata Syahrul berdasarkan hasil faktualisasi data, sebanyak 75 ribu ekor sapi disiapkan. Sementara kebutuhan untuk kurban berada di kisaran 50 ribu ekor.
“Saya cek langsung bagaimana breakdownnya. Hari ini sampai 5 ribu, biasanya penggunaannya 4 ribu. Saya cek di Gowa seperti itu, sekitar 2 ribu lebih, ketersediaannya 4 ribuan. Begitu juga di wilayah lainnya, disiapkan lebih banyak dari kebutuhan,” kata mantan Gubernur Sulsel dua periode ini.
Untuk memastikan kebutuhan hewan kurban terdistribusi dengan aman dengan harga yang stabil, kata Syahrul, pihaknya menurunkan gugus tugas nasional yang melakukan monitir di berbagai penjuru tanah air.
“Dan alhamdulillah pemantauan itu kita berharap bukan hanya ketersediaan dan banyaknya hewan yang siap, tapi kesehatan hewan juga kita yakini terproses sesuai SOP,” tambahnya.
Dia menegaskan, tidak boleh ada distribusi atau perdagangan sapi antarpulau tanpa dokumen lengkap dan bukti ear tag di telinga sebagai tanda sudah vaksin paling kurang 28 hari sebelumnya.
Syahrul juga meminta gubernur serta seluruh kepala daerah, wali kota/bupati melalui Dinas Peternakan masing-masing, betul-betul mengawasi aktifitas di rumah potong hewan agar bisa berfungsi sesuai standar operasional prosedur (SOP), untuk memastikan seluruh hewan yang akan dipotong memenuhi persyaratan.
Kepada seluruh pemerintah daerah, Syahrul juga mengingatkan ancaman El Nino.
Dia mengatakan, El Nino bisa mengancam areal persawahan di Indonesia hingga 78 persen.
Ada beberapa langkah yang sudah disiapkan, diantaranya melakukan percepatan tanam dan panen.
“Kalau di Jawa, saya kasi batasan waktu, paling lama 10 hari sesudah panen harus tanam kembali. Di luar Jawa, saya harap tidak lebih 14 hari. Kenapa? Karena air masih ada,” ungkapnya.
Pihaknya saat ini juga sedang mencari 530 ribu hektare lahan yang dipastikan bisa digunakan untuk menanam walaupun kemarau panjang akibat El Nino melanda.
“Saya harus cari di tiap kabupaten seribu, dan pastikan tertanam. Itu untuk menghadapi 2024, agar beras kita bisa tetap aman,” imbuhnya.
Saat ini gugus tugas El Nino sudah terbentuk yang bekerja melakukan road map kondisi pertanian setiap wilayah.
Untuk wilayah yang terdampak El Nino dibagi dalam tiga zona, yakni merah, kuning, dan hijau.
Khusus untuk Sulawesi Selatan, terdeteksi masuk ke dalam zona kuning dan hijau.
“Ada yang tetap masuk zona hijau, namun ada juga yang kuning.Tidak ada jajaran Kementan yang tidak di lapangan sekarang, semua di lapangan. Kami sudah tiga tahun tidak libur. Kalau saya tidak turun, saya kira tidak boleh. Pertanian itu tidak bisa hitung-hitung di atas kertas. Harus dicium aromanya,” tambahnya.
Untuk wilayah zona hijau, diupayakan percepatan panen dan memperkuat maintenance agar produktifitas tetap bisa berlimpah.
Untuk zona kuning, akan dimaintenance untuk menjaga ketersediaan air, salah satunya menggunakan pompanisasi. Juga bisa dibuatkan embung-embung sementara. Termasuk Brigade Alkintan dimaksimalkan untuk mempercepat pola tanam.
Dikonfirmasi terpisah, untuk memastikan hewan ternak untuk kurban yang masuk ke Sulsel aman dan sehat, Karantina Pertanian Makassar memperketat pemeriksaan di pintu-pintu masuk.
Kepala Karantina Pertanian Makassar, Lutfie Natsir menjelaskan, sesuai Standard Operasional Prosesur (SOP), pihaknya melakukan pemeriksaan dokumen lalulintas hewan dari daerah asal.
Menurutnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 diamanahkan bahwa untuk melalulintaskan media pembawa hewan ataupun produknya harus dilengkapi dengan sertifikat karantina dan sertifikat kesehatan hewan yang diperoleh dari daerah asal.
“Jadi kami perlu sampaikan bagi para pengguna jasa yang akan melalulintaskan hewan ternaknya, agar memenuhi seluruh persyaratan dokumen dan memastikan hewan yang dialulintaskan sehat sehingga tidak dilakukan penolakan di daerah tujuan,” tutupnya. (*)