OPINI—Beberapa waktu lalu telah terlaksana sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Dalam persidangan tersebut terdapat sesi untuk membahas tentang permasalahan Palestina-Israel yakni High Level Conference Two State Solution. Adanya sesi ini bertujuan untuk menggalang sebanyak mungkin negara yang memberikan pengakuan terhadap state of Palestine.
Dalam sidang PPB ini, sejumlah negara berencana untuk mengakui Palestina. Negara-negara tersebut adalah Portugal, Australia, Kanada, Prancis, Inggris dan negara-negara lainnya.
Pada sidang PPB tersebut dihadiri oleh Presiden Indonesia, yakni Prabowo Subianto. Dalam pidatonya Prabowo menyampaikan sikap Indonesia yang mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
“Kita harus menjamin kenegaraan Palestina, tetapi Indonesia juga menyatakan bahwa setelah Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui negara Israel dan kami akan mendukung segala jaminan keamanan bagi Israel,” ujar Prabowo dalam pidatonya, Selasa (23/9/2025).
Prabowo menyatakan, sikap tersebut konsisten dengan perjalanan Indonesia yang terus menawarkan solusi dua negara atau two state solution untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina (23/09/2025).
Perlu kita ketahui bahwa bergabungnya beberapa negara untuk mengakui Palestina karena di negara-negara mereka terjadi perkejolakan yang menginginkan kemerdekaan Palestina. Sehingga solusi dua negara menjadi bentuk keputusasaan AS untuk menenangkan para pendukung palestina di berbagai negeri.
Apasih maksud solusi dua negara itu? Maksud solusi dua negara ialah menyelesaikan konflik Palestina-Zionis Yahudi dengan cara membagi tanah Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara Zionis Yahudi dan satu negara Palestina. Keduanya diklaim akan hidup berdampingan secara damai dengan solusi ini.
Solusi dua negara ini di usulkan oleh Komisi Peel yang dikirim oleh Inggris pada tahun 1937 untuk menyelidiki motif meningkatnya ketegangan antara orang yahudi dan orang palestina.
Komisi Peel menyarankan pembagian wilayah Palestina menjadi dua bagian, yaknibsatu untuk orang palestina dan satunya untuk Yahudi. Dengan harapan untuk mendamaikan dua pihak. Tetapi usulan ini tidak di terima oleh semua pihak sehingga sampai sekarang masih berkonflik.
Sejatinya solusi dua negara hanyalah sebuah ilusi dan dipaksakan oleh AS untuk kepentingannya di Timur Tengah. Alasan AS melakukan itu karena menginginkan menancap hegemoninya di Timur Tengah demi menguasai SDA di sana. Dan juga AS memaksa negeri-negeri lainnya untuk menggaungkan solusi dua negara sebagai solusi hakiki genosida yang terjadi di palestina.
Selain itu inggris pun juga menjadi penyebab Yahudi dapat menduduki Palestina. Bahkan PBB pun juga tidak dapat dipercaya untuk menyelesaikan genosida yang terjadi di Palestina. Sebab yang membuatnya adalah Amerika dan memiliki hak istemewah.
Sebagai seorang muslim jangan terkecoh dengan solusi yang di tawarkan oleh Amerika Serikan beserta antek-anteknya. Sebab dia lah penyebab Yahudi seenaknya melakukan genosida di Palestina dan tanpa diberikan hukuman Internasional.
Solusi hakiki dari persoalan ini adalah pengerahan pasukan muslim untuk jihad fisabilillah mengusir Yahudi dari tanah Palestina. Sebab tanah palestina merupakan tanah kaum muslim, dimana kaum muslim harus menjaganya dan tidak boleh di berikan kepada yahudi sejengkal pun saja.
Namun karena negeri-negeri kaum muslim tersekat-sekar nasionalisme dan menjadi antek-antek AS ,sehingga para pemimpin negeri-negeri muslim ini tidak mau membantu Palestina. Mereka hanya memberikan retorika saja, tanpa ada tindakan yang nyata untuk mengusir Israel yahudi dari tanah kaum muslim.
Padahal, kaum muslim bagaikan satu tubuh, jika ada yang sakit maka seluruh badan merasakannya. Maka persoalan palestina bukan hanya persoalan masyarakat Palestina saja, tetapi masalah seluruh kaum muslim.
Umat Muslim harus mempertahankan tanah milik mereka sebab tanah Palestina memiliki sejarah akidah yakni menjadi kiblat pertama umat islam, negeri para nabi dan tanah yang diberkahi. Maka solusi untuk menyelesaikan genosida yang terjadi di Palestina hanya dengan Jihad fi sabilillah di bawah naungan daulah Islamiah. (*)
Penulis: Nur Ana
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.
















