OPINI—Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel sudah sejak lama “berteriak” akan kondisi lingkungan saat ini. Kekhawatiran yang sangat beralasan dirasakan organisasi yang concern dengan isu lingkungan.
Pembangunan berbasis kapitalistik ditengarai sebagai biangnya. Wajar saja, jika bencana demi bencana terus bertandang. Waspada! Bencana ekologi mengintai di depan netra.
Direktur Eksekutif Walhi Sulsel, Muhammad Al Amin mengatakan bahwa tutupan hutan di Kabupaten Luwu Timur (Lutim) terus tergerus.
Setidaknya ada 41 ribu hektare luas tutupan hutan telah beralih fungsi sejak tahun 2009 hingga 2020. Hilangnya fungsi hutan ini merupakan titik awal bencana ekologi. Hal ini akibat aktivitas pertambangan nikel di Lutim (makassar.antaranews.com, 27/12/2021).
Problem pencemaran di daerah pesisir dan laut di beberapa wilayah juga mewarnai kerusakan lingkungan.
Kondisi ini menyebabkan hilangnya mata pencaharian nelayan akibat rusaknya ekosistem.
Hal lain adalah terjadinya penyempitan badan sungai atau saluran terbuka alamiah lainnya akibat alih fungsi lahan. Itulah sederet problem kerusakan lingkungan yang sangat jelas terindera.