Advertisement - Scroll ke atas
  • Pemkot Makassar
  • Dirgahayu TNI ke-79
  • Bapenda Makassar
  • Universitas Diponegoro
Opini

Dekadensi Moral Pelajar: Solusi-kah Sosialisasi Moderasi Beragama?

144
×

Dekadensi Moral Pelajar: Solusi-kah Sosialisasi Moderasi Beragama?

Sebarkan artikel ini
Dekadensi Moral Pelajar: Solusi-kah Sosialisasi Moderasi Beragama?
Reskidayanti.
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar
  • Ir. Andi Ihsan, ST, MM (Kepala Biro Umum Pemprov Sulsel)
  • Pilkada Sulsel (KPU Sulsel)

OPINI—Pengarusan moderasi beragama oleh pemerintah semakin masif mensosialisasikan moderasi beragama sejak usia dini di Balikpapan (kompas.com), dengan harapan para pelajar yang mengikuti sosialisasi ini dapat menjadi duta moderasi di sekolah masing-masing. Iriana dan OASE KIM juga menyerukan pentingnya moderasi beragama kepada 500 pelajar lintas agama (detikhikmah.com).

Deradikalisasi Radikalisme, Ancaman Kapitalisme

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Dekadensi moral di kalangan pelajar semakin mengkhawatirkan. Berbagai perilaku negatif seperti kekerasan, seks bebas, narkoba, pornografi, hingga penghinaan agama semakin marak di kalangan remaja. Kemajuan teknologi turut memperburuk situasi ini, di mana akses yang mudah terhadap informasi tanpa filter justru mengarahkan mereka pada tindakan yang menyimpang.

Alih-alih fokus pada akar masalah moral, pemerintah memilih untuk mengarusutamakan moderasi beragama sebagai solusinya. Melalui sosialisasi moderasi beragama, para pelajar diharapkan menjadi duta moderasi di lingkungan sekolah masing-masing.

Namun, program ini dianggap tidak langsung berkaitan dengan penyelesaian krisis moral yang terjadi. Pemerintah lebih fokus pada deradikalisasi, dengan tujuan utama menangkal radikalisme di kalangan pelajar, yang sering dianggap sebagai ancaman ideologi terhadap Kapitalisme.

Moderasi beragama mengusung nilai-nilai sekuler Barat seperti HAM, kesetaraan, dan pluralisme, yang dianggap menafsirkan ulang ajaran agama agar lebih sesuai dengan perspektif liberal.

Sayangnya, pendekatan ini justru dianggap melemahkan keterikatan para pelajar terhadap ajaran Islam yang menyeluruh. Akibatnya, banyak pelajar yang semakin longgar dalam menjalankan syariat Islam dan bahkan berani melanggarnya tanpa merasa bersalah.

Masalah dekadensi moral sebenarnya sangat sistemik dan tidak hanya terbatas pada sistem pendidikan, tetapi juga terkait dengan berbagai aspek lain dalam kehidupan bernegara.

Kebijakan moderasi beragama ini dinilai tidak mengatasi inti persoalan, karena yang lebih dikhawatirkan pemerintah tampaknya bukan kerusakan moral generasi muda, melainkan ancaman kebangkitan Islam.

Peran Generasi Muslim dalam Menyikapi Moderasi Beragama

Pelajar seharusnya berperan sebagai duta Islam yang menyebarkan ajaran Islam dalam bentuknya yang murni, bebas dari pengaruh pemikiran Barat, termasuk moderasi beragama yang sering kali dipengaruhi oleh nilai-nilai kapitalisme.

Solusi untuk mencetak generasi muslim yang produktif, tangguh, dan berperan sebagai pembangun peradaban mulia adalah melalui penerapan sistem Khilafah, di mana syariat Islam diterapkan secara menyeluruh.

Dalam konteks ini, negara Islam harus memastikan bahwa sistem pendidikan yang diterapkan berbasis pada Al-Qur’an dan Sunnah, sehingga para pelajar dapat dibina dengan ideologi Islam yang kokoh.

Moderasi beragama, meskipun tampak positif, sering kali mengarah pada penafsiran yang sesuai dengan nilai-nilai sekuler yang mengedepankan individualisme dan materialisme, yang bisa mengikis prinsip-prinsip Islam yang fundamental.

Negara juga perlu menghidupkan tradisi dakwah dan menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan spiritual dan intelektual generasi muda. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat mewujudkan generasi muslim yang tidak hanya mampu mempertahankan identitas Islam di tengah tantangan zaman, tetapi juga berkontribusi secara positif terhadap kemajuan dan kesejahteraan umat secara global.

Inilah solusi yang diperlukan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus, sekaligus menjaga agar nilai-nilai Islam tetap terjaga dari pengaruh moderasi yang berorientasi pada kapitalisme. (*)

 

Penulis: Reskidayanti

 

***

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!