Advertisement - Scroll ke atas
  • Pimred Mediasulsel.com
  • Pemkot Makassar
  • Pemkot Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
Opini

Hardiknas: Hiruk Pikuk Pendidikan Ditengah Covid-19

383
×

Hardiknas: Hiruk Pikuk Pendidikan Ditengah Covid-19

Sebarkan artikel ini
Hardiknas, Hiruk Pikuk Pendidikan Ditengah Covid-19-Putri Feby Febyesti E (HMI Cabang Takalar)
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Kota Makassar
  • Banner DPRD Makassar

OPINI – Akhir-akhir ini pemberitaan tentang wabah Pandemi Covid-19 kian hari makin menimbulkan dampak yang nyata, Mulai dari penyebarannya yang sangat masif, hingga menimbulkan kepanikan yang besar bagi masyarakat.

Selain itu, salah satu dampak yang ditimbulkan juga adalah terhentinya aktivitas hampir di seluruh aspek lini/elemen mobilitas masyarakat.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Dari semua aspek yang menjadi tantangan, yang paling perlu diperhatikan adalah aspek pendidikan. Hari ini, tanggal 2 Mei seluruh masyarakat Indonesia merayakan sebuah hari istimewa ini. Terutama bagi dunia pendidikan. Hardiknas dimana kita bisa memperingati Hari Pendidikan Nasional Indonesia.

Ada yang berbeda pada perayaan Hardiknas Tahun ini, pasalnya Kemendikbud telah mengeluarkan pedoman penyelenggaraan Hardiknas dan mengimbau setiap satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan.

Kantor instansi pusat dan daerah, serta perwakilan Republik Indonesia di luar negeri tidak mengadakan aktivitas peringatan Hardiknas 2020 yang mengakibatkan berkumpulnya orang banyak pada suatu lokasi.

Pedoman Penyelenggaraan Hardiknas Tahun 2020 disampaikan melalui surat Nomor 42518/MPK.A/TU/2020, ter tanggal 29 April 2020 dan ditandatangani oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.

Dalam pedoman tersebut, Kemendikbud juga meniadakan penyelenggaraan upacara bendera yang biasanya dilakukan satuan pendidikan, kantor Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah.

Tak hanya berdampak pada perayaan semata saja seperti pedoman yang diterapkan oleh pemerintah saja. Kini pelajar pun menjadi harus terbiasa dalam kondisi seperti ini,

Semenjak adanya kebijakan physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk meminimalisir penyeberan Covid 19 menjadikan Proses belajar-mengajar yang sejatinya bertatap muka, kini beralih ke proses yang berbasis online (kuliah di rumah).

Alih-alih mendapatkan prospek yang diinginkan, malah banyak diantara kami yang mengeluh dengan bertumpuknya tugas-tugas dan kepanikan yang timbul akibat penyebaran pandemi Covid-19 ini, Metode pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang diterapkan pemerintah dianggap sebagai tantangan tersendiri.

Lihat Juga:  Jagai Anakta: Solusi Menjaga Generasi?

Dimana seharusnya metode pembelajaran secara online mampu mendorong siswa menjadi kreatif, mampu mengakses sebanyak mungkin ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya.

Namun disisi lain Penguasaan teknologi yang masih rendah, harus diakui tidak semua Pendidik menguasai teknologi. Keadaan hampir sama juga dialami oleh para siswa, tidak semua siswa terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Begitupun dengan Jaringan internet yang seharusnya mendukung proses pembelajaran online yang tidak lepas dari penggunaan jaringan, penggunaan jaringan seluler ini terkadang tidak stabil karena letak tempat tinggal sebagian orang yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler.

Ditambah lagi dengan Biaya, jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring menjadi masalah tersendiri.

Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak sedangkan sistem perekonomian semakin menurun, sehingga hal itu dapat memberatkan sebagian orang tua siswa yang tidak berpenghasilan tetap.

Nah melihat Kondisi ini tidak hanya berdampak pada siswa SD, SMP, dan SMA saja tapi juga berdampak pada Perguruan Tinggi.

Keresahan Mahasiswa, khususnya yang merantau, akan berada dalam kondisi kerentanan baik secara sosial maupun ekonomi, Mahasiswa perantau yang keluar dari daerah asalnya untuk menuntut ilmu jumlahnya terbilang sangat besar.

Pembelajaran daring hingga batas waktu yang belum ditentukan bisa menjadi kesempatan mahasiswa untuk pulang ke kampung halaman mereka masing-masing dalam waktu yang cukup panjang.

Sayangnya tidak semua mahasiswa bisa pulang ke kampung halamannya, berbagai hal menjadi alasan bagi mahasiswa untuk tetap tinggal di daerah rantau tempat mereka menuntut ilmu.

Alasan pertama, pembatasan di daerah asal mereka , kebijakan tiap-tiap daerah untuk melakukan lockdown lokal menjadi hambatan bagi mahasiswa.

Apalagi bagi mereka yang kuliah di daerah zona merah Covid-19, peraturan ketat akan diterapkan bagi warganya yang datang dari zona merah tersebut.

Lihat Juga:  Nyawa Meregang di Ambulans, Wajah Birokrasi Sistem Kapitalis

Kedua, bagi mahasiswa yang berasal dari daerah pelosok, boleh jadi keterbatasan kualitas jaringan internet membuat mereka berpikir ulang untuk kembali ke kampung halamannya. Sangat Susah Memang!!!

Maka dalam momentum hari pendidikan ini mari kita bersinergi, para pemangku kebijakan, pendidik, siswa maupun mahasiswa saling bahu-membahu dan bersama-sama menghadapi covid-19. Dengan adanya sinergitas, eksistensi pendidikan masa pandemi akan terus berlangsung, Selamat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2020. (*)

Penulis: Putri Feby Febyesti. E (HMI Cabang Takalar)
error: Content is protected !!