YOGYAKARTA—Sebagai upaya pembentukan karakter siswa, Hizbul Wahtan (HW) SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan PETUAH (Perkemahan Sabtu Ahad) yang diikuti siswa kelas X sebagai kegiatan puncak ekstra kurikuler wajib Huzbul Wathan.
Kegiatan yang dihelat pada semester genap setiap tahun ajaran ini, dilaksanakan di Bumi Perkemahan Kedungtangkil, Kedungrejo, Pengasih, Kulon Progo, Jum’at, 19 sampai Minggu 21 Mei 2023 dengan mengambil tema “Meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah SWT, membentuk karakter kedisiplinan dan melatih kebersamaan”.
Sesuai siaran Pers yang diterima Media Sulsel, Minggu (21/5/2023) Penanggung jawab Humas SMA Muhi Yogyakarta, Yusron Ardi Darmawan, M.Pd menuliskan, bahwa kegiatan PETUAH ini diikuti sekitar 410 siswa kelas X dan 40 orang guru pendamping.
Dalam siaran Persnya Ketua panitia kegiatan, Riksanto menuliskan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah menumbuhkan jiwa kepemimpinan kepada anggota Hizbul Wathan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, menanamkan kedisiplinan dan kemandirian yang lebih baik bagi kelas X, mempererat komunikasi sesama anggota Hizbul Wathan, melatih kekompakan antar anggota, melatih dan menambah mental anggota.
Dalam sambutannya saat membuka kegiatan, Kepala Sekolah SMA Muhi Yogyakarta, Drs. H. Herynugroho, M.Pd menuturkan, bahwa kegiatan perkemahan ini dapat melatih generasi muda agar memaksimalkan setiap potensi yang ada di dalam dirinya, baik itu intelektual, spiritual, sosial, dan fisik. Berkemah bagi gerakan kepanduan Hizbul Wathan sangat bermanfaat untuk melatih kemandirian.
“Dengan mengikuti kegiatan ini, dapat terlihat karakter dan kepribadian setiap anggota melalui setiap aktivitas dan perilaku dalam setiap situasi yang sedang dialami. Saya harap seluruh peserta dapat mematuhi peraturan dan mengikuti semua kegiatan ini dengan maksimal” papar Hery.
Kegiatan perkemahan ini didesain ramah lingkungan untuk mengkampanyekan gerakan Adiwiyata. Para peserta diminta menyisihkan 2 hari uang saku untuk berbagi dengan masyarakat sekitar dalam kegiatan perkemahan. Masing-masing kelas diharapkan membawa 10 paket sembako dengan minimal seharga Rp50.000, dan 3 pohon Alpukad/Mangga sebagai program edukasi pengenalan dan mencintai lingkungan hijau harapan terbesarnya adalah bisa memberikan dampak perekonomian warga kedepannya melalui hasil buah buahan.
Sementara itu, Wakil Kepala Urusan Kesiswaan, Ahmad Afandi, S.Th.I menyampaikan bahwa di tengah arus teknologi yang begitu cepat, perlu kiranya menjalin hubungan yang erat dengan alam. Mengenal lebih dalam tentang alam akan lebih menghargai kehidupan itu sendiri. Selain meningkatkan bonding dengan santri, berkemah terbukti memberi banyak keuntungan bagi fisik dan mental.
“Silakan menggunakan kesempatan yang telah diberikan sebagai sarana istirahat, belajar di alam dengan cara cara kepanduan untuk menjadi kader persyarikatan yang membumi,” jelas Ahmad.
Untuk diketahui, hari pertama, Jum’at sore hingga malam, peserta diberikan sejumlah kegiatan diantaranya; outbond, meliputi Kolam Bola, Pipa Bocor, Estafet Pingpong, Estafet Karet, dan Volly Air dan diakhiri dengan pentas seni dan api unggun.
Pada hari kedua, Sabtu, 20 Mei 2023, seluruh peserta kecuali 2 orang untuk memasak di tenda, diwajibkan mengikuti jelajah alam dengan waktu tempuh normal 4-5 jam dengan melewati 4 pos wajib serta tugas masing-masing dan beberapa petunjuk angka sebagai penunjuk jalan.
Waktu yang disediakan untuk kegiatan jelajah ini sekitar 8-9 jam. Setiap pos ada berbagai lomba seperti lomba memasak. Diadakan juga edukasi tentang tata cara sholat di tengah hutan Menoreh yang lebat.
Minggu pagi peserta melanjutkan kegiatan dengan bersih-bersih berupa Gugur desa, Operasi Debu dan Sapu serta diakhiri dengan upacara penutupan, sebelum kembali ke Kota Yogyakarta dengan mengendari truk dan bus. (*/464ys)