OPINI—Peristiwa mengenaskan terjadi di Ahad pagi (18/12/2022) pukul 06.00 Wita. Lomba tarik tambang yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin Makassar berakhir duka.
Pasalnya satu peserta dilaporkan meninggal dunia dan beberapa orang luka-luka. Digelar di sepanjang Jl. Jenderal Sudirman dengan membentangkan tali sepanjang 1.540 meter. Lomba tersebut akan memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) karena melibatkan 5.000 orang (makassar.kompas.com, 18/12/2022).
“Atas insiden ini. Kita tidak pernah mau ada yang seperti ini. Makanya kita berusaha se- safety mungkin sejak awal. Bahkan saya datangi satu-satu tadi. Tapi namanya insiden tidak ada yang pernah duga. Antisipasi itu sudah lengkap,” jelas Danny. Seperti dikutip dari makassar.tribunnews.com (18/12/2022).
Siapa yang menyangka, kegembiraan di hari libur tersebut berubah menjadi tangis. Ajal menjemput kala ribuan laki-laki dan perempuan bercampur baur dalam gelaran olahraga.
Beginilah takdir Allah menjemput dimana dan kapan saja. Berbagai peristiwa harusnya menjadikan kita tersadar bahwa hidup di dunia hanyalah sebuah persinggahan yang sangat singkat.
Oleh karena itu, segala hal yang dikerjakan haruslah sesuai dengan koridor syariat. Panduan hidup dari Sang Khalik mutlak diambil. Tak memilih mana yang disukai, tersebab manusia harus terikat dengan hukum syarak. Termasuk dalam aktivitas olahraga seperti tarik tambang di atas.
Walau peristiwa tarik tambang maut masih dalam penyelidikan pihak berwajib, tetapi ada banyak pelajaran yang bisa diambil. Salah satunya adalah senantiasa taat pada aturan syariat apapun yang akan kita lakukan, karena kematian menjemput tanpa diketahui dan tanpa memberi alarm.
Kebahagiaan Semu
Olahraga adalah salah satu cara untuk menyehatkan raga. Bersinergi dengan kesehatan jiwa. Harapan untuk sehat jiwa dan raga adalah harapan semua manusia dan sebagai bukti kesyukuran atas nikmat yang telah Allah berikan.
Namun, sebagai seorang muslim, tentu saja harus mematuhi rambu-rambu-Nya. Diantaranya berpakaian syar’i, tidak bercampur antara laki-laki dan perempuan (yang bukan mahrom), dan tentu saja jenis olahraga yang diperbolehkan oleh syariat.
Dengan berolahraga pun bisa meningkatkan hormon kebahagiaan (jika dilakukan secara benar). Namun, jika standar kebahagiaan tidak berlandaskan aturan Allah ‘Azza wa Jalla, maka dipastikan menuai dosa. Hal tersebut adalah sebuah keniscayaan.