Advertisement - Scroll ke atas
  • Media Sulsel
  • Universitas Dipa Makassar
Makassar

Telpon Darurat 112 Terima 230 ribu Panggilan

410
×

Telpon Darurat 112 Terima 230 ribu Panggilan

Sebarkan artikel ini
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

MAKASSAR – Nomor Tunggal Panggilan Darurat (NTPD) 112 Kota Makassar sudah menerima 230 ribu panggilan sejak bulan Januari hingga Juni 2017. Hal ini diungkapkan Ibnu Munzir, Supervisor 112 ruang operasi smart city, Selasa 15 Agustus 2017.

Sejak diresmikan November 2016, lima tim petugas 112 yang dibagi dalam tiga shift sehari menerima beragam pengaduan. Salah satu yang paling diingat Ibnu adalah perampokan di Jalan Gunung Lompobattang. Peristiwanya terjadi Maret 2017.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Seorang perempuan dengan nada panik minta bantuan. Pembantunya ditusuk pisau. Anaknya juga terluka diserang perampok. “Dia tidak tahu mau minta bantuan ke mana,” kata Ibnu.

Oleh petugas 112 yang menerima aduan, korban berusaha ditenangkan. Petugas juga langsung menghubungi polisi agar segera ke lokasi. “Perampoknya sudah kabur, tapi korban dan keluarganya masih trauma,” kata Ibnu.

Peristiwa ini sempat heboh di media sosial. Sampai akhirnya pelaku bisa ditangkap polisi. “Saat pelaku kabur lewat atap rumah, ada barangnya tertinggal. Barang bukti ini digunakan polisi untuk melacak,”

“Ibunya berterima kasih karena sudah bisa mendapat perhatian cepat saat mendapat musibah. Kami juga senang karena perampok bisa ditangkap,” tambah Ibnu.

Lewat panggilan darurat 112, petugas di lantai 10 Balai Kota juga pernah menerima laporan percobaan sodomi dari anak muda. Kejadiannya malam hari di sekitar Stadion Mattoangin.

“Kami bertanya apakah pelaku ada di dekat korban. Karena pengakuannya masih jauh, kami segera minta pelapor lari menjauh dan mengarahkan pelapor ke kantor polisi terdekat,” kata Ibnu.

Ibnu mengatakan, dua peristiwa itu hanya sebagian kecil dari banyaknya laporan yang diterima 112. Setiap hari petugas bisa menerima 1.500 panggilan.

Jika diurut berdasarkan pengaduan, paling banyak adalah layanan kesehatan home care, lampu jalan, jalan rusak, PLN, Polisi, PDAM, Dinas Perhubungan, dan Ambulans jenasah.

Meski ditetapkan sebagai layanan vital bagi masyarakat, tetap saja banyak masyarakat yang tidak serius dalam melakukan panggilan. “Ada yang minta dibelikan pizza, menanyakan nomor telepon petugas operator, dan merayu petugas,” kata Ibnu. (alv/shar)

error: Content is protected !!