Advertisement - Scroll ke atas
  • Media Sulsel
  • Universitas Dipa Makassar
Opini

Gemar Makan Ikan Cegah Stunting, Solutifkah?

1353
×

Gemar Makan Ikan Cegah Stunting, Solutifkah?

Sebarkan artikel ini
Gemar Makan Ikan Cegah Stunting, Solutifkah?
Sri Ummu Ahza (Pemerhati Masyarakat dan Pegiat Literasi)
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar
Cegah Stunting Perkara Struktural

Butuh perhatian yang mendalam kegagalan menyelesaikan permasalahan stunting ini, mencari titik salah penganan ada dimana. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri

Mulyani gregetan karena dari total anggaran sub kegiatan penanganan stunting senilai Rp77 triliun, hanya Rp34 triliun yang langsung masuk ke mulut bayi. Sementara yang lainnya, hanya habis untuk kegiatan ‘nyleneh’, seperti rapat koordinasi dan pembangunan pagar puskesmas (cnnindonesia.com 14/03/23).

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Sudah bukan rahasia lagi dalam sistem yang salah yaitu sistem kapitalis, lebih mengutaman kepentingan pribadi bukan perindividu rakyat. Ketika adanya anggaran untuk pengurusan rakyat dalam aspek apapun, selalu tidak tepat sasaran. Pendistribusian dan manajemen keuangan yang tidak tertata dengan baik menjadi sumber utama.

Meskipun berbagai ide yang disodorkan di negeri ini untuk atasi stunting. Ketika arah penyelesaian tidak tertata dengan baik karena adanya pihak-pihak tertentu dalam penayalahgunaan anggaran sebagai bukti tidak ada keseriusan dalam penyelesaiannya.

Benturan ekonomi yang membuat masyarakat miskin terstruktural, jadi bukan hanya perkara kurangnya edukasi. Dalam hal kesehatan dan pendidikan semua dilimpahkan sepenuhnya tanggungjawab pribadi rakyat. Olehnya itu dibutuhkan mekanisme yang benar dengan sistem aturan yang sesuai dalam penyelesainnya.

 

Solusi yang Solutif, Konsep Islam Cegah Stunting

Berbagai permasalahan yang ditemukan dalam sistem yang salah (kapitalisme) tentunya perlu penyelesaian dengan arah sistem yang benar (Sistem Islam).

Mengapa Islam? Karena Islam tidak memisahkan perkara agama dan kehidupan dalam penyelesaian masalah. Hal ini dapat dilihat dalam sistem perekonomian Islam, semua dikembalikan sejatinya untuk kesejahteraan rakyat yang berkualitas dan maksimal terkhusus dalam pemenuhan gizi rakyatnya.

Diawali dengan mewujudkan pola hidup sehat keluarga. Mewujudkan pola hidup sehat berarti mewujudkan kebiasaan dengan berperilaku sesuai syariah Islam. Hal ini mengharuskan pembentukan kepribadian Islam melalui penerapan sistem pendidikan Islam dan penerapan syariah Islam secara kaffah dalam semua aspek kehidupan.

Kepribadian Islam mendorong individu keluarga untuk mewujudkan pola makan yang sehat. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (Qs. Al Maidah: 88). Selain jaminan ketersediaan pangan yang halal dan baik, termasuk air bersih hingga tingkat rumah tangga (harga terjangkau dan mudah diakses).

Terkahir sistem kesehatan yang mumpuni diberikan secara gratis oleh Negara Islam, hal ini mudah dikarena manajemen keuangan dalam Islam memiliki aturan yang terjaga yang mana pemenuhan hanya untuk kemaslahatan rakyat. Wallahua’lam bi shawab. (*)

 

Penulis: Sri Ummu Ahza (Pemerhati Masyarakat dan Pegiat Literasi)

 

***

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!