Advertisement - Scroll ke atas
  • Pemkot Makassar
  • Dirgahayu TNI ke-79
  • Bapenda Makassar
  • Universitas Diponegoro
Opini

Menyoal Ajakan Berdansa Sampai Akhir Jaman

302
×

Menyoal Ajakan Berdansa Sampai Akhir Jaman

Sebarkan artikel ini
Menyoal Ajakan Berdansa Sampai Akhir Jaman
Mansyuriah, S. S (Aktivis Islam dan Pemerhati Sosial)
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • Pilkada Sulsel (KPU Sulsel)

OPINI—Hadirnya salah satu THM (Tempat Hiburan Malam) W Super Club di kota Makassar yang baru baru ini diresmikan di Center Point of Indonesia (CPI) Makassar tengah menjadi sorotan publik terkhusus warga kota Makassar.

Mengutip (rakyatsulsel.fajar.co.id, 28-05-2024), pengacara kondang yang sekaligus pemilik THM Bang Hotman megaskan bahwa “W Super Club ini restoran yang clear, tidak ada hal-hal ilegal. Bahkan kita di Jakarta sudah puluhan, sekarang lagi bangun di Bangkok dan Kuala Lumpur. Ini bagian dari memajukan pariwisata juga, kita cenderung membuka restoran yang ada hubungannya. Kita tidak harapkan uang dari jual beli cewe dan narkoba, benar-benar bersih. Kita satu-satunya club yang sudah bisa mendatangkan DJ kelas dunia. Saat ini W Super Club memiliki 57 club. Yang terbaru ada di Semarang, Batam, dan mau di buka di Surabaya lagi,” tandasnya.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Semakin diperkeruh dengan vidio singkat yang beredar viral di media sosail dengan ajakannya berdansa sampai akhir jaman, belum lagi ajakan kepada ribuan cewek cewek cantik untuk jadi ASPRI (Asisten Pribadi) para relasi bisnis.

Lalu bisakah kita yakini apakah THM ini adalah club yang “celar” tanpa bisnis prostitusi dan narkoba?. Seolah ingin melegitimasi bahwa selama tidak ada narkoba dan prostitusi di dalamnya, maka yang lainnya menjadi boleh?. Padahal faktanya, lumrah diketahui bahwa clubbing, miras, narkoba dan prostitusi itu satu paket.

Semua Karena Cuan

Masih mengutip (rakyatsulsel.fajar.co.id, 28-05-2024), Staf Ahli Bidang Hukum, dan Politik Pemerintah Kota Makassar, Andi Irwan Bangsawan yang hadir mewakili pemerintah kota Makassar, Irwan Bangsawan juga menyambut baik dibukanya W Super Club di Makassar.

“Dengan dibukanya ini pergerakan dan pertumbuhan ekonomi akan terhibur. Ini kota baru jadi tentunya perlu kelengkapan fasilitas salah satunya hiburan.”

Sangat miris, ketika keuntungan bisnis menjadi tolok ukur, menjadi legitimasi “kemaksiatan” boleh asalkan dapat izin dari pemerintah setempat. Saat aturan agama dilanggar hanya demi bsinis cuan semata, padahal Makassar dikenal sebagai kota serambi Madinah.

Islam telah mendorong keseimbangan antara pencapaian materi di dunia dan persiapan untuk kehidupan akhirat. Mencari keuntungan materi semata dengan mengabaikan nilai nilai agama tentu sangat bertentangan dengan prinsip Islam.

Harusnya semua elemen masyarakat terikat dalam susana ketakwaan, termasuk ketakwaan individu juga para pejabatnya. Sehingga bisnis yang jauh dari keberkahan bahkan bisa mengundang murka Allah tentu tidak akan diberi izin untuk berdiri.

Cengkaraman Sekularisme Liberalisme

Sebagai negeri dengan warisan norma masyarakat yang menjunjung tinggi agama, kondisi negeri ini terus diserang budaya Barat liberal. Sulit untuk menafikan bahwa budaya “ketimuran” yang sarat dengan pesan-pesan religi telah tergerus sekularisme.

Bahkan, budaya Nusantara yang lekat dengan religiusitas kian pudar dan hanya sebatas simbol. Nilai-nilai Barat itu hadir dalam sistem sosial yang secara langsung memengaruhi pemikiran, perasaan, dan tata aturan di masyarakat. Masyarakat menjadi terbiasa dengan atmosfer sosial yang mewajarkan stimulus-stimulus seksual dan pergaulan bebas yang mencengkeram pemikiran mereka.

Kehidupan hari ini sudah lama dicengkeram oleh asas sekulerisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan, seperti hendak memberikan gambaran bahwa yang ingin beribadah ke Masjid, sementara yang ingin bersenang senang tempatnya di club, berangkat dari pemahaman itulah sehingga bisnis yang melegalkan kemaksiatan terus marak berdiri.

Sistem Kehidupan Islam

Islam sebagai sebuah sistem kehidupan mampu menjawab berbagai persoalan.

Pertama, Allah Taala mewajibkan umatnya untuk menerapkan Islam secara menyeluruh. Hal demikian telah jelas dalam QS Al-Baqarah: 208, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

Kedua, sistem kehidupan Islam akan melahirkan manusia-manusia beriman dan bertakwa. Alhasil, apa pun yang mereka lakukan akan senantiasa terikat dengan aturan Allah Taala sebab tolok ukur perbuatan seorang muslim adalah halal dan haram. Begitu pun standar kebahagiaan seorang hamba, yakni rida-Nya.

Inilah yang menjadi jaminan seseorang untuk senantiasa taat pada Allah Taala. Secara otomatis, lokalisasi tempat-tempat yang melegalkan kemaksiatan akan hilang. Begitu pun para pebisnis akan takut untuk menjalankan bisnis haram karena hisabnya yang sangat berat bagi siapa saja yang menjadi wasilah adanya perzinaan.

Para pebisnis yang mencari rida Allah Taala tentu akan melakukan muamalah yang membawa keberkahan sehingga bisnis yang berkembang dalam masyarakat Islam adalah bisnis yang membawa pelakunya pada ketakwaan yang tinggi.

Ketiga, sistem sanksi dalam Islam sangat menjerakan. Misalnya hukuman bagi PSK dan pengguna PSK telah jelas, yaitu jilid dan rajam. Bagi pezina mushan (sudah menikah), hukumannya berupa rajam dan bagi pezina ghairu muhsan (belum menikah), hukumannya berupa cambuk 100 kali dan diasingkan selama setahun.

“Ambillah dari diriku, ambillah dari diriku, sesungguhnya Allah telah memberi jalan keluar (hukuman) untuk mereka (pezina). Jejaka dan perawan yang berzina hukumannya dera seratus kali dan pengasingan selama satu tahun. Sedangkan duda dan janda hukumannya dera seratus kali dan rajam.” (HR Muslim).

Bagi mucikari, hukuman bagi mereka berupa takzir yang ditentukan oleh pengadilan. Hukuman bagi muncikari ini bisa lebih berat lagi sebab di dalamnya terdapat unsur perdagangan manusia (human trafficking).

Keempat, sistem ekonomi Islam akan menjamin kehidupan masyarakat penuh dengan kesejahteraan. Hubungan penguasa dan rakyat laksana pelayan dan tuannya. Penguasa ada untuk melayani rakyatnya. Inilah yang menjadikan seluruh urusan kehidupan umat terjamin, termasuk lapangan kerja.

Terlebih para perempuannya, nafkah mereka akan dijamin oleh suami dan para wali mereka, bahkan negara. Mereka tidak harus terbebani dengan pencarian nafkah sebagaimana kondisi saat ini. Kehormatan para wanita akan sangat dijaga dan dimuliakan sebab dari wanitalah akan lahir generasi yang siap membangun peradaban mulia. Wallahua’lam. (*)

 

Penulis:
Mansyuriah, S. S
(Aktivis Islam dan Pemerhati Sosial)

 

 

***

 

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!