Antara Pernikahan Dini dan Upaya Pelemahan Generasi
Tidak dimungkiri bahwa setiap manusia baik laki-laki dan perempuan memiliki naluri dalam menyalurkan kasih sayangnya. Tapi, semakin lama, uangkapan kasih sayang dilakukan semakin bablas seperti pacaran, memamerkan kemesraan di depan umum, bahkan melakukan hubungan intim dan hamil di luar nikah.
Yang perlu dipahami adalah kelompok yang berusaha mencegah nikah dini merupakan kelompok yang sama yang mencoba mendiskreditkan bolehnya poligami, hak waris perempuan setengah dari laki-laki, dan hukum-hukum Islam lainnya yang tidak adil bagi perempuan.
Asal-muasal dari kampanye pencegahan agenda global untuk menyerang Islam. Barat memang tahu betul celah untuk menyerang Islam demi melancarkan misi Islamophobia. Umat berusaha dijauhkan dari syariat Islam, termasuk dengan memberi gambaran bahwa pernikahan dini hanya akan menimbulkan bahaya kesehatan dan merampas hak anak.
Yang patut disadari, kampanye “Stop Child Marriage” yang digaungkan oleh Barat adalah upaya untuk merusak generasi muslim.
Betapa tidak, ketika nikah dini dilarang, namun budaya liberalisasi tak dibendung, bahkan diberi ruang, maka muncullah generasi-generasi amoral yang berani melakukan adegan “dewasa” karena tidak dibarengi oleh kedewasaan berpikir. Kedewasaan berpikir mereka dihambat dan dirusak oleh tayangan-tayangan yang serba liberal baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Walhasil, sekalipun dinikahkan, namun ketika kedua pasangan remaja ini tak memiliki kedewasaan berpikir, maka memang KDRT dan polemic rumah tangga lainnya adalah hal yang sulit dihindari.
Memang benar, nikah dini mampu membahayan kesehatan. Namun, menurut Dr. Ratih Paradini, risiko bahaya nikah dini dapat diminimalisir dengan kesiapan, ilmu pengetahun, dan ikhtiar untuk menjaga kesehatan (narasipost.com, 30/03/2023).

















