Advertisement - Scroll ke atas
  • Pemkot Makassar
  • Media Sulsel
  • Bapenda Makassar
  • Universitas Diponegoro
Makassar

PLN Hadirkan Inovasi SuperSUN untuk Jangkau Daerah 3T di Sulsel pada Momen Hari Listrik Nasional

225
×

PLN Hadirkan Inovasi SuperSUN untuk Jangkau Daerah 3T di Sulsel pada Momen Hari Listrik Nasional

Sebarkan artikel ini
PLN Hadirkan Inovasi SuperSUN untuk Jangkau Daerah 3T di Sulsel pada Momen Hari Listrik Nasional
Dalam rangka memperingati Hari Listrik Nasional ke-79, PT PLN (Persero) terus memperkuat komitmennya untuk memberikan akses listrik bagi seluruh wilayah Indonesia, termasuk kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Upaya ini merupakan tantangan tersendiri, mengingat daerah 3T kerap memiliki hambatan geografis dan keterbatasan infrastruktur.
  • Pemprov Sulsel
  • HUT Sulsel ke-355
  • Ir. Andi Ihsan, ST, MM (Kepala Biro Umum Pemprov Sulsel)
  • PDAM Makassar
  • Pilkada Sulsel (KPU Sulsel)

MAKASSAR—Dalam rangka memperingati Hari Listrik Nasional ke-79, PT PLN (Persero) terus memperkuat komitmennya untuk memberikan akses listrik bagi seluruh wilayah Indonesia, termasuk kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Upaya ini merupakan tantangan tersendiri, mengingat daerah 3T kerap memiliki hambatan geografis dan keterbatasan infrastruktur.

PLN hadir di Kampung Menra, Kabupaten Sinjai, dan Dusun Lamiko-miko, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, dengan menyediakan 50 unit mikro pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan sistem penyimpanan energi (energy storage) yang dinamakan SuperSUN, untuk melayani 50 pelanggan di kedua dusun tersebut.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Dusun Lamiko-miko, yang terletak di tepi Teluk Bone, merupakan wilayah pesisir terpencil sehingga satu-satunya cara untuk menuju ke dusun tersebut adalah menggunakan kapal. Sementara Kampung Menra berada di dalam kawasan hutan yang sulit dijangkau.

Penduduk Lamiko-miko dan Menra sebagian besar bekerja di sektor kelautan, perikanan, dan perkebunan. Kondisi geografis yang menantang sering kali membatasi akses mereka ke layanan publik, seperti pendidikan dan kesehatan, serta infrastruktur kelistrikan. Dengan hadirnya SuperSUN, masyarakat kini dapat menikmati listrik selama 24 jam tanpa harus bergantung pada genset.

Apresiasi datang dari Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, yang menyatakan, PLN adalah BUMN yang senantiasa hadir bagi masyarakat Indonesia. Kami di Pemerintah Kabupaten Luwu Utara sangat mengapresiasi upaya PLN dalam melistriki wilayah 3T di Luwu Utara.

Ia juga menjelaskan bahwa tantangan geografis di dusun tersebut, yang dikelilingi sungai panjang, membuat pembangunan jaringan listrik konvensional menjadi sangat sulit.

“Alhamdulillah, inovasi SuperSUN dari PLN telah menjadi solusi nyata untuk menyediakan listrik 24 jam,” tambah Indah.

Senada dengan itu, Pj. Bupati Sinjai, Andi Jefrianto Asapa, juga memberikan apresiasi atas inisiatif PLN. “Kami berterima kasih kepada PLN atas inovasi ini. Kehadiran listrik di Kampung Menra memungkinkan warga menikmati cahaya untuk berbagai aktivitas, termasuk kegiatan belajar mengaji bagi anak-anak pada malam hari,” ungkap Andi.

PLN Hadirkan Inovasi SuperSUN untuk Jangkau Daerah 3T di Sulsel pada Momen Hari Listrik Nasional
Dalam rangka memperingati Hari Listrik Nasional ke-79, PT PLN (Persero) terus memperkuat komitmennya untuk memberikan akses listrik bagi seluruh wilayah Indonesia, termasuk kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Upaya ini merupakan tantangan tersendiri, mengingat daerah 3T kerap memiliki hambatan geografis dan keterbatasan infrastruktur.

Ia menekankan bahwa SuperSUN adalah langkah PLN dalam menyediakan energi ramah lingkungan melalui tenaga surya, dan berharap program ini bisa diperluas ke lebih banyak daerah terpencil.

Salah satu warga Dusun Lamiko-miko, Rapida, menyampaikan rasa syukurnya kepada PLN. Ia menceritakan bahwa sebelumnya warga hanya bisa menikmati listrik dari genset antara pukul 18.00 hingga 22.00 dengan biaya Rp90.000 per bulan. Kini, berkat SuperSUN, biaya yang dikeluarkan turun menjadi Rp40.000 per bulan, dan listrik tersedia 24 jam penuh.

“Sebelumnya, kami harus menyeberang laut selama 30 menit ke Malangke hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Kini dengan listrik 24 jam, kehidupan kami jauh lebih mudah,” ujar Rapida.

General Manager PLN UID Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Budiono, menyatakan bahwa SuperSUN merupakan bukti nyata komitmen PLN dalam mewujudkan listrik yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ia menceritakan tantangan yang dihadapi tim PLN untuk mencapai Dusun Lamiko-miko, yang memerlukan perjalanan laut selama satu jam dengan perahu kecil dari dermaga Desa Waelawi. Di Kampung Menra, tim PLN harus menembus hutan dan melintasi jembatan setapak untuk membawa material.

Menurut Budiono, listrik sangat penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. “Dengan listrik, masyarakat dapat memulai usaha seperti berjualan es dan menyimpan ikan hasil tangkapan di kulkas. Mereka juga bisa beribadah dengan nyaman di rumah ibadah,” jelas Budiono.

Ia menambahkan bahwa SuperSUN adalah karya anak bangsa dari PLN, yang menggabungkan PV Rooftop dengan sistem penyimpanan energi baterai mikro (BESS) dan dilengkapi meteran alternatif dengan daya 450 VA, 900 VA, dan 1300 VA. Pelanggan juga dapat memantau penggunaan listrik mereka melalui aplikasi di smartphone.

Budiono juga mencatat bahwa hingga September 2024, rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan telah mencapai 99,99%. Hal ini membuktikan komitmen PLN terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan. Ia berpesan kepada masyarakat untuk menjaga dan merawat fasilitas PLN agar bisa dimanfaatkan secara maksimal. (*/4dv)

PLN Hadirkan Inovasi SuperSUN untuk Jangkau Daerah 3T di Sulsel pada Momen Hari Listrik Nasional
Dalam rangka memperingati Hari Listrik Nasional ke-79, PT PLN (Persero) terus memperkuat komitmennya untuk memberikan akses listrik bagi seluruh wilayah Indonesia, termasuk kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Upaya ini merupakan tantangan tersendiri, mengingat daerah 3T kerap memiliki hambatan geografis dan keterbatasan infrastruktur.
error: Content is protected !!