Advertisement - Scroll ke atas
  • Ramadhan 1445 H
  • Pemkot Makassar
  • Pemkot Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
Opini

Hujan dan Genangan Yang Tak Berkesudahan

1298
×

Hujan dan Genangan Yang Tak Berkesudahan

Sebarkan artikel ini
Hujan dan Genangan Yang Tak Berkesudahan
Andi Annisa
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Kota Makassar

OPINI—Tik! Rintikan deras hujan selalu menyimpan ceritanya sendiri. Hadirnya kadang membawa ketenangan dan kenangan. Kadang pula menyisakan genangan. Berbicara perihal genangan hujan alias banjir, maka beberapa daerah rawan banjir kerap kali menjadi sorotan, termasuk di Makassar.

Ketinggian air banjir Makassar bahkan ada yang setinggi leher orang dewasa. “Ketinggian air sampai saat ini ada terpantau sampai leher orang dewasa. Itu di daerah samping aliran kanal di dekat kantor kita di Kerung-kerung,” kata Kepala Pelaksana BPBD Makassar Ahmad Hendra Hakamuddin, seperti dilansir detikSulsel, Senin (13/2/2023).

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Menyikapi terkait banjir yang terjadi di Makassar, setidaknya ada tiga penyebab yang menjadi sorotan.

Pertama, daya dukung dan daya tampung lingkungan di Kota Makassar mengalami penurunan. Kondisi ini tentu menyebabkan banjir parah di sebagian wilayah. Ruang terbuka hijau (RTH) di Makassar terkategori masih minim.

Idealnya, sebuah wilayah harus memiliki persentase ruang terbuka hijau sebesar 30%. Namun, luas ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Makassar masih sekitar 10,99%.

Kedua, buruknya drainase perkotaan serta kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat, membuat potensi penyebab banjir di Kota Daeng makin meningkat. Selanjutnya, pembangunan perumahan di Makassar turut memicu berkurangnya daya resapan air.

Imbasnya, banjir menjadi musibah langganan di setiap musim hujan. Hal ini menunjukkan pembangunan pesat yang dilakukan terkesan mengabaikan dampak terhadap lingkungan. Buruknya drainase dan terjadinya degradasi area resapan air adalah bukti nyata akan hal itu.

Intensitas hujan yang tinggi, durasi lama, dan frekuensi yang sering memang dapat dikatakan sebagai pemicu banjir, namun yang menjadi biang kerok penyebabnya adalah aktivitas eksploitatif manusia.

Lihat Juga:  Memahami Akar Masalah Penindasan Muslim Uighur

Maraknya pembangunan real estate oleh pemilik modal yang mengikis habis ruang terbuka hijau dan area resapan air. Walhasil, luapan air sungai merembes menggenangi kawasan pemukiman. Maka, Maha Benar Allah dalam firman-Nya:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Rum:41)

Hujan sejatinya adalah rahmat Allah. Namun, sikap eksploitatif manusia mampu menjadikan hujan berujung genangan yang tak berkesudahan. Sikap ini tentu berakar dari pemikiran dan pandangan dalam membuat keputusan di tengah umat.

Hujan
Hujan (Ilustrasi)
error: Content is protected !!