JENEPONTO—Kepala Desa Allu Tarowang (Altar), Kecamatan Tarowang, Mansur mengalami penganiayaan pada Senin (20/5/2024) malam sekitar pukul 08.00 wita, di Kampung Bendi Desa Pao, tepatnya di depan Pasar Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto.
Penganiayaan dilakukan oleh Haris Liwang warga Desa Tarowang, Kecamatan Tarowang, yang diketahui merupakan orang tua salah seorang caleg dari partai PPP di Pilcaleg beberapa waktu yang lalu.
Dengan kejadian tersebut, Kepala Desa Mansur saat itu juga langsung menjalani perawatan intensif di Puskesmas Togo-togo Kecamatan Batang, sekaligus dilakukan visum atas luka yang dialaminya yaitu pelipis kiri dekat mata mengalami pecah dan kepala bagian belakang memar dan bengkak.
Selang beberapa waktu kemudian, Kepala Desa Allu Tarowang, Mansur dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lanto Daeng Pasewang Jeneponto, pada Selasa (21/5/2024) malam, pukul 01.00 dini hari.
Saat di ruang perawatan RSUD Lanto Daeng Pasewang Jeneponto, Kepala Desa Allu Tarowang, Mansur menceritakan, saat-saat dirinya mengalami penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Haris Liwang.
“Saya turun dari mobil dan sementara parkir mobil dan hendak menyebrang jalan ke rumah duka keluarga yang meninggal dunia, tapi tidak jadi lantaran pelaku Haris Liwang langsung menyerang dan langsung memukul saya dengan menggunakan tangannya,” ungkap Kades Allu Tarowang, Mansur, Selasa (21/5/2024).
“Saya berusaha menangkis saat Liwang memukuli saya, lalu saya bertanya kenapa kau tega sekali, kemudian Liwang (pelaku) menjawab kau tidak membantu saya dan saya bertanya membantu apa?. Kalau kita analisa dari perkataannya, kemungkinan ada hubungannya dengan pencalegan yang mana anaknya mencaleg,” jelasnya.
Tidak lama setelah Kades Mansur kena pukulan dibagian muka samping mata kiri. “Selanjutnya saya tidak bisa lagi berkata-kata disebabkan saya langsung jatuh ke belakang,” tuturnya.
Saat itu Kepala Desa, Mansur dibantu diangkat oleh warga dan keluarga yang secara kebetulan ada di lokasi terjadinya penganiayaan.
“Saya terbangun setelah diangkat orang yang ada ikut menyaksikan saat itu, lalu keluar darah mengalir di sekitar mukaku,” ungkapnya.
Dengan adanya penganiayaan yang dialaminya, Mansur menduga, hal ini sudah lama direncanakan oleh pelaku. Pasalnya, tanpa banyak bicara dan langsung saja menyerang.
“Menurut saya, sudah lama direncanakan kalau begitu. Cuma saya tidak tahu diri apa kesalahan, tapi langsung saya diserang,” kata Kades Allu Tarowang, Mansur.
Walaupun ia diperlakukan seperti ini akan tetapi Mansur tetap tak menginginkan kejadian makin melebar dan tak ingin melibatkan keluarga dan orang-orangnya dalam kasus ini.
“Biarpun keluargaku, saya tidak menginginkan untuk melakukan balas dendam atas apa yang saya alami, sabar saja,” harapnya.
Mansur menyerahkan sepenuhnya kasus ini untuk diproses sesuai hukum yang berlaku tanpa pandang bulu siapa pun orangnya yang menjadi pelaku penganiayaan harus tetap diproses.
“Saya serahkan kepada hukum tidak ada lain agar supaya pelaku diproses. Seumpama kalau memang ada pasalnya 1 hari pelaku harus menjalani hukuman itu. Yang mana jarak rumah pelaku dengan lokasi kejadian menyeberangi jalan, itu berati sudah direncanakan ke saya,” katanya.
Lanjut Kades Allu Tarowang, Mansur menuturkan, apakah pelaku dengan dirinya masih ada hubungan keluarga. Namun pun demikian, ia tetap tidak mau berdamai dengan pelaku dan proses sangat berharap proses hukumnya tetap berjalan di kepolisian.
“Saya tidak mau atur damai karena saya malu, malu dari sisi keluarga dan malu juga dengan lembaga saya sebagai Kepala Desa,” tegas Mansur.
Untuk diketahui, informasi dari pihak keluarga korban Kepala Desa Allu Tarowang menyampaikan, kalau pihak yang diduga pelaku penganiayaan, Haris Liwang juga melakukan juga pelaporan tandingan di Polres Jeneponto, entah apa laporannya.
Sedangkan, pihak korban Kades Allu Tarowang, Mansur langsung melaporkan penganiayaan yang dialaminya sesaat setelah kejadian di kantor Polsek Batang. (*)