MAKASSAR—Lomba Desa Ketahanan Pangan yang digelar Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Provinsi Sulawesi Selatan, sudah memasuki tahap akhir penjurian untuk menentukan tiga juara atau pemenang.
Kepala Dinas (Kadis) Ketapang Sulsel, Andi Muhammad Arsjad mengatakan, tim penilai bersama dewan juri dan tim verifikator melihat semua aspek dalam pembobotan nilai.
“Dengan dewan juri termasuk yang masuk tim verifikator sudah menilai dan kita lihat semua aspek dan pembobotannya, Jadi 10 besar desa yang mengikuti lomba desa ketahanan pangan yang sudah kita wawancarai kemarin, kita skoring dan dari situ kita lihat mana paling memenuhi syarat dari apskek ketersediaan, kemanfaan dan keamanan pangan”
“Kita sudah punya tiga kandidat calon juara, kita pastikan penilaian sangat objektif karena kami yakin bahwa untuk membangun dan melanjutkan suatu program kepercayaan paling penting,” ujar Kadis Ketapang Sulsel.
Para juara dalam lomba desa ketahanan pangan akan menjadi role mode atau prototipe Desa Ketahanan pangan.
“Desa yang dinobatkan juara akan menjadi role mode atau prototipe desa ketapang artinya tidak menutup kemungkinan daerah lain akan berkunjung ke sana”
“Makanya kita jaga kesinambunngan, yang kita pilih desa yg terencana, didukung anggaran, regulasi dan partisipasi masyarakat jadi ketika ada kunjungan, walaupun tidak ada lomba mereka siap, jadi mereka siap dan masyarakat sudah menyadari.”ucapnya.
Andi Muhammad Arsjad, lebih jauh mengaku, dalam lomba desa ketahanan pangan ini ada satu desa dengan pemanfaatan lahan pekarangannya diatas 70 sampai 80 persen
“Ada satu desa pemamfaatan lahan pekarangan diatas 70 sd 80 persen karena ada aturan desa dan tanaman lain tidak dibenarkan ada, mereka sudah berpikir bagaimana lahan pekarangan selain pemandangannya bagus dan estetika juga memenuhi kebutuhan pangannya dan di desa itu masuk masa panen ada masuk mobil mengambil hasill panen pagi dan sambil sorenya serahkan hasilnya”
“Jadi kita lihat betul punya lumbung pangan atau tidak mereka punya pengolahan, pengangaran, pasrtisipasi masyarakat,” sebutnya.
Dia menambahkan, bobot penilaian yaitu dilapangan 60 persen kemudian ditahap wawancara termasuk ekspose dan video 40 persen.
“Bobot penilainya dilapangan 60 pesen, kemudian ditahap terakhir wawancara termasuk ekspose video hanya 40 persen jadi kita prioritaskan faktor lapangan, jd sekali lagi kita cari desa ketapang. Ke tiga juara akan diumumkan dan diserkan dalam rapat paripurna hut sulsel ke 355.”tambahnya
“Harapan kami kedepan Pemerintah Kabupaten kota lakukann seleksi diwilayahnya untuk nanti menjadi perwakilan ikut lomba tingkat Provinsi, karena yang juara tidak hanya dapat uang pembinaan tapi juga pembinaan bekerlanjutan, artinya apa, kita mamperisiapkann bagaimama desa ketahanan pangan terus bertambah serta harapan kami dana desa yang 20 persen bisa terarah dan terukur jd persoalan Stunting, kemiskinan ekstrem semua terselesaikan,” pungkasnya. (*/4dv)