Advertisement - Scroll ke atas
  • Ramadan Mubarak 1446H (Mediasulsel.com)
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Maros
  • Universitas Dipa Makassar
  • Media Sulsel
Opini

Tahun Baru Berujung Petaka

392
×

Tahun Baru Berujung Petaka

Sebarkan artikel ini
Mansyuriah, S.S (Aktivis Muslimah)
Mansyuriah, S.S (Aktivis Muslimah)
  • Pemprov Sulsel
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

OPINI—Kebakaran yang terjadi pada malam tahun baru di Jalan Tinumbu, Kota Makassar, menghanguskan tiga rumah warga. Insiden tersebut dipicu oleh perang petasan yang dilakukan oleh sekelompok remaja. Diduga, salah satu petasan mengenai material yang mudah terbakar, sehingga api dengan cepat menyebar ke bangunan lain.

Menurut saksi mata, awalnya remaja-remaja tersebut hanya bermain petasan biasa, namun belakangan mereka saling serang menggunakan petasan. (DetikSulsel, 1-1-2025)

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Fenomena kenakalan remaja seperti ini semakin mengkhawatirkan. Bentuknya pun beragam, mulai dari tawuran, geng motor, begal, pencurian, perundungan, kekerasan seksual, narkoba, hingga pergaulan bebas. Bahkan, kasus yang paling ekstrem seperti pembunuhan pun sudah sering terjadi.

Data kekerasan di satuan pendidikan sepanjang 2024 yang dirilis oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat bahwa kekerasan fisik menjadi kasus tertinggi, disusul oleh kekerasan seksual. FSGI mendokumentasikan kasus-kasus ini berdasarkan pemberitaan di media sosial sepanjang Januari hingga Juli 2024.

Menurut data tersebut, kekerasan paling banyak terjadi di jenjang SMP (40%), diikuti oleh SD/MI (33%), serta SMA dan SMK masing-masing sebesar 13,33%.

Sebanyak 80% kasus kekerasan terjadi di sekolah-sekolah di bawah Kemendikbudristek, sementara 20% sisanya di satuan pendidikan di bawah Kementerian Agama.

Meningkatnya kriminalitas di kalangan remaja memunculkan pertanyaan: apa sebenarnya penyebab dari semua ini? Mengapa remaja saat ini begitu mudah terjerumus dalam tindakan merugikan orang lain?

Faktor Penyebab

Kenakalan remaja tidak terjadi begitu saja. Ada berbagai faktor yang saling berkaitan dan menjadi pemicu utama, di antaranya:

  1. Keluarga: Kurangnya kasih sayang dan perhatian dalam keluarga sering membuat anak tumbuh di lingkungan yang rawan kekerasan.
  2. Dampak teknologi dan media: Eksposur pada game online, film, atau cyberbullying sering kali menormalkan kekerasan. Hal ini mendorong keberanian remaja melakukan tindakan sadis tanpa rasa tanggung jawab.
  3. Lingkungan dan tekanan sosial: Remaja yang haus pengakuan sering kali melakukan tindakan ekstrem untuk menunjukkan dominasi atau mendapatkan validasi.
  4. Psikologis: Trauma masa kecil seperti pelecehan atau penelantaran dapat memicu gangguan kepribadian, mental illness, atau sifat antisosial, yang membuat mereka sulit berempati.
  5. Sistem pendidikan: Fokus pendidikan yang terlalu menitikberatkan pada akademik dan intelektual sering mengabaikan pembentukan karakter dan pendidikan agama. Komersialisasi pendidikan juga menyebabkan banyak anak putus sekolah.
  6. Sistem sekuler kapitalisme: Sistem ini memisahkan agama dari kehidupan sehingga nilai-nilai moral dan agama kian tergerus. Sekulerisme terbukti menjadi akar dari berbagai persoalan, termasuk kenakalan remaja.

Solusi Islam

Sistem sekuler telah nyata gagal melindungi generasi. Sebaliknya, Islam menawarkan solusi yang komprehensif dan telah terbukti selama 13 abad sebagai sistem yang melahirkan generasi berkualitas. Islam mengatur kehidupan secara menyeluruh, termasuk dalam membangun generasi yang unggul.

  1. Sistem pendidikan berbasis akidah Islam: Kurikulum pendidikan dalam Islam disusun berdasarkan akidah Islam, dengan fokus pada pembentukan karakter, moral, dan spiritual.
  2. Sistem sosial Islam: Islam membentuk masyarakat yang beriman dan bertakwa secara kolektif. Lingkungan masyarakat yang baik berfungsi sebagai kontrol sosial yang efektif bagi generasi muda.
  3. Sistem sanksi: Islam menerapkan sanksi tegas untuk pelaku kejahatan. Sanksi ini memiliki dua fungsi utama: efek jera (zawajir) dan penebus dosa (jawabir), yang mencegah pelaku mengulangi perbuatannya.

Generasi emas tidak akan lahir dari sistem sekuler. Untuk mengembalikan kejayaan Islam di masa lalu, diperlukan penerapan sistem Islam secara menyeluruh. Hanya dengan cara ini generasi unggul dapat kembali tercipta. Wallahu a’lam. (*)

 

Penulis: Mansyuriah, S.S (Aktivis Muslimah)

 

***

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!