OPINI—Struktur perekonomian Sulsel masih sangat didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Kontribusinya terhadap PDRB Sulsel mencapai 22,55 persen pada tahun 2021.
Ada pun subsektor yang memiliki kontribusi terbesar pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan adalah tanaman pangan dengan kontribusi sebesar 6,33 persen pada total PDRB Sulsel atau setara 28,08 persen pada sektor ini.
Kinerja Perekonomian
Sulsel perlahan tetapi pasti kembali ke kondisi normal setelah adanya pandemi Covid-19 sejak tahun 2020. Perekonomian Sulsel secara tahunan pernah terkontraksi selama empat kuartal, yakni kuartal kedua 2020 hingga kuartal pertama 2021.
Kontraksi tertinggi mencapai 3,89 persen pada kuartal kedua tahun 2020. Sampai kondisi kuartal ketiga tahun 2022 perekonomian Sulsel tumbuh mencapai 5,67 persen secara tahunan. Kondisi tersebut sudah mendekati pertumbuhan sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai 6 hingga 7 persen lebih.
Melihat kinerja perekonomian yang perlahan mulai membaik, menandakan bahwa aktivitas masyarakat pascapandemi Covid-19 perlahan mulai normal kembali.
Berbagai sumber menyebutkan bahwa mobilitas penduduk kian meningkat dengan tempat-tempat tujuan yang tentunya mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti perdagangan retail, tempat rekreasi, tempat belanja, taman, tempat transit, dan tentunya tempat kerja.
Menggenjot Sektor Tanaman Pangan
Kinerja perekonomian Sulsel cukup terbantu dengan pertumbuhan beberapa subsektor yang bisa dibilang cukup cepat pulih setelah pandemi, salah satunya adalah subsektor tanaman pangan.
Banyak penelitian di Indonesia yang menyebutkan bahwa sektor tanaman pangan sangat berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian suatu daerah.
Hal ini disebabkan karena tanaman pangan merupakan penyanggah utama kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Permintaan terhadap tanaman pangan tidak akan pernah sepi.
Tanaman pangan yang umumnya diproduksi masyarakat di Sulsel adalah padi, jagung, dan kedelai biasa disingkat pajale. Tanaman pangan perlu menjadi perhatian serius di Sulsel. Kontribusinya terhadap perekonomian, meski masih cukup tinggi, tetapi ada kecenderungan terus mengalami penurunan.
Pada tahun 2011 kontribusinya mencapai 8,39 persen terus menurun hingga tahun 2021 mencapai 6,33 persen. Tanaman pangan seakan terlampaui dengan subsektor lain yang berlari kencang.
Misalnya saja selama 10 tahun terakhir tanaman pangan hanya bisa tumbuh sebesar 43 persen sedangkan subsektor makanan dan minuman bisa mencapai 110 persen.