Advertisement - Scroll ke atas
Opini

Harga Beras dan Ketahanan Pangan di Negeri Agraris

829
×

Harga Beras dan Ketahanan Pangan di Negeri Agraris

Sebarkan artikel ini

OPINI—Indonesia di kenal sebagai negeri agraris. begitu suburnya tanah di Indonesia sampai-sampai ada syair lagu “tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”. Namun syair hanya sekadar syair. Saat ini indonesia masih melakukan impor beras dan harga beras pun setiap tahunnya naik.

Beberapa bulan ini harga beras beberapa wilayah di indonesia harga beras masih tinggi. Menteri Perdagangan Budi Santoso menjelaskan penyebab mahalnya harga beras belakangan di retail modern karena ada yang salah dari jalur distribusinya sehingga membuat harga jual dari komoditi ini melambung tinggi (20/08/2025, tempo.com).

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Pendapat ini di akui oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Menurutnya ada anomali di sektor pangan, di mana stok beras nasional mengalami surplus namun harga komoditas tersebut tetap tinggi di pasaran. Berdasarkan data BPS, produksi beras hingga Oktober 2025 mencapai 31,04 juta ton, surplus 3,7 juta ton dibanding periode sama tahun sebelumnya yang produksinya hanya 28 juta ton (Tirto.id, 4/09/2025).

Disaat harga beras naik, Menurut Ombudsman beras sisa impor tahun lalu yang masih berada di Gudang Bulog. Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika mengatakan umur stok beras tersebut pun sudah setahun lamanya dan tidak disalurkan ke pasar.

Menurutnya beras di gudang Perum Bulog yang sudah mengalami bau tidak sedap karena kondisi lamanya penyimpanan, tetap bisa dikonsumsi masyarakat. Namun hal itu bisa dilakukan jika beras tersebut dilakukan proses perbaikan lagi oleh Perum Bulog (8/08/2025, detikfinance).

Anggota Komisi IV DPR RI, Riyono menyoroti lemahnya penguasaan pasokan beras oleh pemerintah. Menurutnya, saat ini negara hanya menguasai sekitar 5% cadangan beras, sedangkan 95% dikuasai oleh swasta. Kondisi ini membuat pemerintah dalam mengendalikan harga menjadi sangat terbatas (22/08/2025, Busnin.com)

Kapitalisme Akar Permasalahan

Jika ditelusuri, permasalahan ketahanan pangan berasal dari ekternal maupun internal, seperti adanya perubahan iklim, luas lahan pertanian berkurang, gagal panen, distribusi yang tidak merata, harga pangan tidak stabil, adanya mafia maupun pengaruh kebijakan politik yakni Impor.

Apasih ketahanan pangan itu? ketahanan pangan adalah sebagai sesuatu yang ada ketika semua orang, baik di tingkat rumah tangga, nasional dan global memiliki akses fisik dan ekonomi terhadap makanan yang cukup, aman, dan bergizi yang mampu memenuhi kebutuhan dan preferensi makanan mereka (World Food Summit, 1996).

Jika permasalahn tersebut diurai, penyebab harga beras mahal disaat suplus karena ada yang memainkan harga yakni mafia beras. Selain itu, mekanisme distribusi belum merata di setiap wilayah indonesia.

Dalam penerapan sistem kapitalisme fungsi negara hanya sebagai regulaor dan fasilitator. Sehingga tanggung jawab negara di serahkan kepada swasta. Alhasil mulai dari produksi, distribusi, hingga konsumsi, semua di handel oleh swasta. Aturan untuk megelolah itu semua dilakukan demi mencari keuntungan materi.

Inilah gambaran penerapan sistem kapitalisme, hanya menarik keuntungan sebesar-besarnya. Beras dijadikan sebagai komoditas ekonomi bukan sebagai kebutuhan dasar. Di samping itu, akibat adanya penimbungan dan disribusi yang tidak merata, maka bakal terjadi pembuangan pangan. Salah satunya beberapa tahun lalu, bulog membuang beras yang tidak layak.

Islam Sebagai Solusi

Islam bukan hanya sekadar tentang ibadah yakni solat, puasa, zakat, dsb, tetapi sebagai mabda atau memiliki aturan hidup yang mengatur seluruh kehidupan manusia dari bangun tidur hingga tidur kembali. Seperti tentang ekonomi, pendidikan, politik sosial, hukum dan bahkan tentang ketahanan pangan.

Dalam Islam penguasa sebagai pelayan dan pengurus rakyat. Artinya negara bertanggung jawab untuk memenuhi ketahanan pangan dari menyediakan bibit unggul, subsidi pupuk, pemanenan, hingga distribusi pangan.

Adapun Upaya islam mewujudkan ketahanan pangan

1. Islam mengatur masalah lahan pertanian, lahan pertanian tidak boleh dianggurin selama 3 tahun, jika di anghurin negara boleh memgambipnya atau jika ada orang yang mengelolanya akan menjadi miliknya. Selanjutnya penyewaan lahan dalam islam hukumnya haram, begotu pun bagi hasil. Lahan pertanian pun tidak boleh dialih fungsikan menjadi area perumahan atau dijadikan bangunan.

2. Membuat kebijakan industri berbasis

Saat ini kebanyakan pupuk berasal dari impor, begitu pun alat-alat berat pertanian berasal dari impor. Dalam islam, negara harus mandiri, dalam artian negara akan mendirikan industri-indusri besar untuk memproduksi peralatan berat, pupuk, benih yang unggul. Begitu pun dengan peralatan teknologi yang sangat di butuhkan dalam pertanian.

3. Kemandirian riset

Daulah islam akan menghargai riset-riset yang dilakukan oleh para intelektual. Dimana tujuan riset dilakukan untuk kemaslahatan ummat bukan asas manfaat. Dimana negara akan mereleasasikan riset-riset yang di lakukan oleh para ilmuan.

4. Distribusi pangan

Negara akan hadir mengawasi para penjual dan pembeli tentang harga pangan di pasar, sehingga tidak di temukan lonjatan harga pangan. Negara bakal melarang penimbungan, adanya mafia atau tengkulak yang merugikan petani.

Selanjutnya, negara tidak bakal melakukan impor pangan jika masih ada di wilayah daulah mengalami paceklik. Dan jika ada suatu wilayah menghasilkan panem yang banyak, dan ada yang mengalami paceklik, maka daulah akan mengutamakan mendistribusikan pangan tersebut ke wilayah daulah yang mengalami paceklik. Bahkan negara akan memperbaiki jalanan jika jalanbtersebut mengjambat pendistribusian pangan.

Hal ini pernah dilakukan oleh khalifah Umar Bin Khattab pada masa beliau menjabat sebagai Khalifah. Umar bin Khattab membangun jalanan untuk memudahkan distribusi pangan. Selain itu, membangun kanal-kanal besar untuk mendukung pertania. Inilah gambaran jika islam dijadikan sebagai mabda. (*)

 

Penulis: Nur Ana

 

 

***

 

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!