OPINI—Tak terasa Ramadhan sudah dipertengahan bulan. Tepat pada 17 Ramadhan kita memperingati turunnya Al Quran atau Nuzulul Quran. Momentum yang membuat seluruh ummat muslim bermesraan dengan kalimat Allah, membaca dan mentaddaburi nya. Seluruh masjid-masjid meramaikan suasan Ramadhan dengan lantunan ayat-ayat suci Al Quran.
Semua kaum muslimin sepakat bahwa Al Quran adalah mukjizat dari Allah SWT. Namun ada yang luput dari ummat saat ini, ialah tidak dijadikannya Al Quran sebagai pengatur kehidupan yang mampu memberi solusi disetiap problematika kehidupan manusia.
Inilah fakta yang tak dapat dipungkiri, bahwa kini kita hanya menjadikan Al Quran sebagai ‘bacaan’ penentram kalbu. Padahal esensi dari Al Quran sebagai kalimatullah ialah agar manusia mengambil Al Quran sebagai pedoman hidup yang sempurna dan integral.
Sehingga kita dapati konsekuensi dari pengabaian ini ialah kehidupan yang sempit, sulit dan pelik. Kita saat ini dilingkupi dengan aturan buatan manusia, sehingga banyak menimbulkan konflik dan kesenjangan. Aturan itu bernama sistem kapitalisme-demokrasi.
Sistem ini lahir dari asas pemisahan kehidupan dari pengaturan agama. Dari asas ini pula terbentuk pola pikir dan pola sikap yang menginginkan pencapaian materi sebagai tujuannya. Maka bisa kita lihat bagaimana orang-orang yang mengadopsi asas dan sistem ini sering menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan keuntungan materi atau mendapatkan kedudukan dan jabatan.
Tak heran bila para pejabat dan pemimpin negeri ini lebih condong kepada para kapital atau para pemilik modal. Mereka saling berjabat tangan untuk meraup pundi-pundi materi dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam dan dengan cara menetapkan berbagai macam pajak untuk masyarakat.
Bisa kita lihat bagaimana kasus-kasus korupsi kian merajalela, undang-undang tak pro rakyat yang disahkan, rusaknya moral para pejabat dan penegak hukum, serta hukum yang tumpul terhadap rakyat kecil.
Oleh sebab itu momentum Nuzulul Quran pada Ramadhan ini seharusnya menjadi renungan kita semua untuk kembali pada esensi turunnya Al Quran yaitu untuk dijadikan sebagai aturan kehidupan..
Substansi ini penting untuk dibahas karena pada dasarnya Islam bukan hanya sekedar agama ritual, namun merupakan sebuah ideologi yang mampu menyelesaikan seluruh persoalan manusia dalam kehidupan, baik itu pengaturan yang berkaitan dengan Tuhan, pengaturan yang berkaitan dengan diri manusia itu sendiri, serta pengaturan yang berkaitan dengan hubungan antara manusia. Allahua’lam. (*)
Penulis: Vindy W. Maramis, S.S
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.