OPINI—Angka orang dengan HIV tiap tahunnya terus meningkat. Data epidemiologi UNAIDS menyebutkan bahwa hingga 2021 jumlah orang dengan HIV mencapai 38,4 juta jiwa. Kelompok perempuan dan anak menunjukkan angka yang memprihatinkan
Di indonesia, terdapat sekitar 543.100 orang hidup dengan HIV dengan estimasi 27 ribu kasus infeksi baru pada 2021. Sekitar 40 persen kasus infeksi baru terjadi pada perempuan, sedangkan lebih dari 51 persennya terjadi pada kelompok remaja (15-24 tahun), dan 12 persen infeksi baru pada anak. (lifestyle. sindonews.com, 28/11/2022)
Dinas Kesehatan Kota Batam mencatat jumlah kenaikan kasus HIV/AIDS di Kota Batam mencapai 446 orang pada 2022. Yang mencengangkan, dari temuan Dinkes itu disebutkan, kasus kenaikan didominasi penyimpangan perilaku pasangan sejenis.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi kusmardjadi mengatakan, frekuensi peningkatan kasus HIV/AIDS karena pasangan sejenis bukan hanya terjadi di Batam, tapi juga Indonesia secara secara nasional bahkan di negara lain. (liputan6.com, 02/12/2022)
Adanya Kebebasan Perilaku yang Dijamin
Faktor banyaknya usia produktif terpapar HIV tidak lain karena perilaku seks bebas. Serta Perkembangan teknologi terutama teknologi virtual, disinyalir memudahkan seseorang mengakses jasa seksual.
Banyaknya usia produktif yang terpapar HIV/AIDS ditanggapi oleh pengamat masalah perempuan, keluarga, dan generasi dr. Arum Harjanti, sebagai alarm rusaknya generasi dan peradaban manusia. Infeksi HIV/AIDS telah merusak produktivitas para pemuda bangsa. Serta negara pun juga akan menanggung kerugian besar karena calon generasi penerusnya sudah tidak berdaya dimasa muda mereka.
Fenomena tersebut, sejatinya buah dari sistem sekulerisme penganut kebebasan, sehingga kebebasan perilaku yang dijamin oleh sekulerisme ini. Atas dasar hak asasi manusia, setiap orang bebas memilih orientasi seksualnya, mengabaikan aturan Allah tentang lembaga pernikahan.
Parahnya lagi, dunia hari ini justru mendukung dan memberi ruang yang luas akan perilaku keji ini. Melalui kampanye Hak dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi HKSR yang dipimpin oleh lembaga global, bergaunglah seruan kebebasan seksual, yang menjamin seseorang kapan dan dengan siapa melakukan aktivitas seksual, meski tanpa terikat pernikahan.
Dan sejatinya dunia hari ini berada dalam cengkraman sekularisme. Sehingga peningkatan penularan infeksi HIV lambat laun akan menghantarkan dunia kepada berbagai kerusakan. Bahkan bisa mengakibatkan kehancuran manusia.
Apalagi dalam kapitalisme, hubungan sesama jenis yang menyimpang dari fitrah manusia dengan begitu bebasnya menammpakkan keberadaannya adalah suatu hal yang dilindungi. Dianggap sebagai hak asasi manusia.