Advertisement - Scroll ke atas
  • Ramadan Mubarak 1446H (Mediasulsel.com)
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Maros
  • Universitas Dipa Makassar
  • Media Sulsel
Opini

Kekerasan Berbasis Gender, Pandangan Keliru Kaum Feminis

1788
×

Kekerasan Berbasis Gender, Pandangan Keliru Kaum Feminis

Sebarkan artikel ini
Kekerasan Berbasis Gender, Pandangan Keliru Kaum Feminis
Ulfiah (Pegiat Literasi)
  • Pemprov Sulsel
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

OPINI—Kasus penganiayaan terhadap istri dan anak di Depok, Jawa Barat, yang berujung pada kematian anak merupakan bentuk kekerasan berbasis gender yang ekstrem. Hal ini diungkapkan Anggota Komnas Perempuan Rainy Hutabarat.

Kasus pembunuhan ini berawal dari pertengkaran suami istri. RNA kesal karena NI meminta cerai dan ingin pergi dari rumah. Pelaku kekerasan gender ekstrem RNA (31) menganiaya putri kandungnya KPC (11) hingga meninggal dan istrinya NI (31) hingga mengalami luka berat. Peristiwa tragis itu terjadi di Perumahan Klaster Pondok Jatijajar, Tapos, Depok, Jawa Barat. (republika.co.id, 06/11/2022).

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Padahal, Kekerasan berbasis gender tersebut adalah hal keliru. Yang dimana ini hanyalah pandangan kaum feminis yang mengukur kejahatan berdasarkan gender, baik pelaku maupun objeknya.

Mereka memandang perbedaan peran dan fungsi antara laki-laki dan perempuan atau yang lebih tinggi dikenal dengan perbedaan gender yang terjadi di masyarakat tidak menjadi suatu permasalahan sepanjang perbedaan tersebut tidak mengakibatkan diskriminasi atau ketidakadilan.

Dan salah satu bentuk kekerasan berbasis gender menurut mereka adalah seperti kasus diatas yakni melakukan penganiayaan terhadap istri dan anaknya, atau secara umum kekerasan terhadap perempuan. Tentu saja ini adalah pandangan yang keliru.

Kekerasan berbasis gender ini juga disebabkan oleh budaya patriarki yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat. Dimana Perempuan ditempatkan pada posisi lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Ketimpangan gender ini kemudian membuat perempuan menjadi sangat rentan terhadap kekerasan diskriminasi dan berbagai perlakuan salah lainnya. (kemenpppa.com, 27/8/2021).

Namun, jika ditelusuri lebih dalam permasalahan ini sebenarnya muncul karena tidak adanya perlindungan terhadap perempuan, baik oleh negara, masyarakat, maupun keluarga.

Juga tidak adanya pemahaman yang jelas tentang hak-hak dan kewajiban negara, masyarakat, ataupun anggota keluarga. Serta tidak diterapkannya aturan-aturan yang baku di tengah-tengah masyarakat.

Akibatnya, setiap manusia mengatur dirinya sesuai dengan aturan yang dibuatnya. Hal inilah yang melanda kaum muslimin, yang terjadi karena sistem sekuler kapitalisme yang berkembang di tengah masyarakat, menjadikan kaum muslimin kehilangan gambaran yang nyata tentang kehidupan Islam yang sesungguhnya.

Terlebih lagi dengan makin gencarnya upaya Barat melancarkan perang pemikiran dan kebudayaan ke dunia Islam. Salah satunya yakni dengan mengusung kesetaraan gender tersebut, dimana laki-laki dan perempuan harus setara baik fungsi maupun perangnya.

error: Content is protected !!