Advertisement - Scroll ke atas
  • Media Sulsel
  • Universitas Dipa Makassar
Opini

Penculikan Anak Massif, dimana Jaminan Keamanan Negara?

1294
×

Penculikan Anak Massif, dimana Jaminan Keamanan Negara?

Sebarkan artikel ini
Penculikan Anak Massif, dimana Jaminan Keamanan Negara?
Sri Ummu Ahza.
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

OPINI—Permasalahan keamanan terhadap anak masih menjadi tugas berat bersama terkhusus pemegang kekuasaan tertinggi. Melihat banyaknya kasus yang muncul setelah diviralkan satu kasus penculikan anak menjadi tanda tanya besar, mengapa hal tersebut baru bermunculan satu persatu? Apakah menjadi insiatif atau mungkin memang baru dimunculkan di khalayak umum?

 

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Massifnya penculikan anak

Kasus awal 2023 muncul penculikan anak di Makassar hingga berujung pembunuhan, dengan motif penjualan organ yang gagal. Selanjutnya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menyebut terjadi 28 kasus penculikan anak sepanjang 2022.

Data tersebut berdasarkan laporan yang diungkap Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Jumlah tersebut cenderung meningkat jika dibandingkan 2021 sebanyak 15 kasus penculikan anak.

Sebanyak 28 di tahun 2022 dan sebelumnya di tahun 2021 sebanyak 15 orang, berdasar laporan dari Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar

Salah satunya kasus penculikan anak dengan korban M, yang menjadi perhatian publik. M menghilang sebulan lamanya setelah dibawa kabur oleh pelaku Iwan Sumarno alias Yudi alias Jacky yang berprofesi sebagai pemulung.

Kasus lain baru-baru ini adalah Malika, bocah berusia 6 tahun diculik oleh Iwan Sumarno selama 26 hari di Cipadu, pada 7 Desember 2022.

Saat dimintai keterangannya, pelaku mengaku aktivitasnya dengan Malika hanya mengumpulkan barang bekas. Sumarno dan Malika berpindah-pindah dan tidur di dalam gerobak. (cnnindonesia.com, Kamis 02 Februari 2023).

Kasus ini justru bermotif lain yaitu menculik anak untuk dipekrjakan menjadi pengemis, bisa dikatakan lebih kepada ekploitasi anak. Motif penculik kali ini mirip kasus kedua untuk memanfaatkan anak untuk bekerja menghasilkan cuan.

Olehnya itu dalam konferensi pers, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak, Nahar mengajak seluruh pihak, baik orang tua, masyarakat, sampai Pemerintah terlibat dalam pengawasan anak dari penculikan anak.

“Sehingga ancaman yang berdampak lebih buruk bisa kita hindari,” kata Nahar di Jakarta, 3 Januari 2023 (nasional.tempo.co Selasa,07 Februari 2023).

error: Content is protected !!