Advertisement - Scroll ke atas
  • Bapenda Makassar
  • Pemkot Makassar
  • Pemkot Makassar
  • Stunting
  • Universitas Diponegoro
Opini

Rajab 1443, Jalan Perubahan Hakiki

697
×

Rajab 1443, Jalan Perubahan Hakiki

Sebarkan artikel ini
Rajab 1443, Jalan Perubahan Hakiki
Nurmia Yasin Limpo, S.S.
  • KPU Sulsel
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar
  • Banner DPRD Makassar
  • Pilkada Sulsel (KPU Sulsel)

OPINI—Bulan Rajab merupakan  satu dari bulan haram, diantaranya  yakni Muharram, Dzulqa’adah, Dzulhijjah. Di bulan Rajab, segala amalan dilipatkan gandakan seperti  dalam tulisan KH. Hafidz Abdurrahman, Imam al-Baihaqi dalam kitabnya Sya’b al-Iman menyatakan bahwa Allah Swt. telah menjadikan dosa yang dilakukan di bulan-bulan (haram) tersebut lebih besar. Begitu juga amal saleh dan pahalanya (yang dilakukan di bulan-bulan haram tersebut) juga sangat besar. (al-Baihaqi, Sya’b al-Iman, Juz III/370) (MuslimahNews).

Disamping itu, di bulan Rajab pula terjadi peristiwa yang menakjubkan misalnya, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw, pembebasan negeri-negeri oleh para tentara kaum Muslim, dan runtuhnya institusi pemersatu umat yakni Khilafah, bertepatan pada 27 Rajab 1342 H atau 3 Maret 1924.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Seyogianya, dengan kemuliaan dan sejarah penting di bulan ini, kaum Muslim harus melipatkgandakan amalan serta perjuangan dalam meraih kemuliaannya kembali.

Mengembalikan ‘sesuatu’ yang telah hilang, yakni persatuan umat di bawah akidah Islamiah. Yang mengakibatkan kemunduran umat manusia khususnya kaum muslim di segala lini kehidupan.

Keprihatinan pun menimpa kaum Muslim akibat penindasan terus terjadi. Derita yang tak berkesudahan mewarnai kehidupan saudara Muslim yang ada di Palestina, Syiria, Rohingnya, Iraq, Afghanistan, Chechnya, Mesir, India dsb. Mereka diusir dari negerinya tanpa ada yang membela dan melindunginya.

Di Indonesia sendiri, ketimpangan dan ketidaksejahteraan tampak dengan jelas. Masyarakat kian terpuruk sebab meningkatnya harga bahan pokok yang melambung tinggi. Kualitas pendidikan makin rendah, terlebih pandemi covid-19 menyerang negeri saat ini.

Jangan ditanya sumber daya alam, korporasi-korporasi asing/swasta dengan mudahnya menguras habis SDA bersama para oligarki yang mementingkan diri sendiri.

Disisi lain, kerusakan lingkungan parah semakin parah Generasi pun tak lepas dari pergaulan bebas yang semakin mengkhawatirkan. Kesemuanya itu mengkonfirmasi kepada kita, bahwa umat Muslim saat ini tidak baik-baik saja. Apa yang terjadi dengan umat hari ini?

Akar Masalah

Segala kemunduran dan ketimpangan yang dialami umat saat ini, tak dapat dilepaskan dari sistem yang mengatur hidup mereka. Sistem kapitalisme yang berasaskan sekularisme (pemisahaan agama dari kehidupan) telah mengakibatkan kemunduran sangat jauh.

Kapitalisme dengan kekuatannya menguasai perekonomian tanpa batas. Ide liberal telah mengambil hak-hak umat secara brutal. Penguasaan sumber daya alam oleh korporasi misalnya, dijaga dan dilindungi UU di bawah ide liberalis, kebebasan memiliki apa saja. Apa yang tejadi? Tinggallah umat dengan derita yang tak berkesudahan.

Kenyataanya, biaya dan segala penunjangnya sulit untuk disediakan negara, ancaman putus sekolah pun menyeruak. Terlebih kondisi pandemi covid-19 melengkapi rendahnya kualitas pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan menjadi kekhawatiran yang sudah di depan mata.

Dalam sistem kapitalisme, pendidikan memang mahal karena menjadi sumber komoditi yang menguntungkan. Karena tolak ukur sistem ini hanya memperoleh materi semata. Maka, suatu hal yang wajar jika pendidikan di sistem kapitalisme itu mahal dan outputnya pun melahirkan generasi pengejar materi semata.

Disisi lain, pergaulan di kalangan pemuda-pemudi tak dapat dielakkan lagi. Semakin parahnya pergaulan bebas, narkoba, tawuran, aborsi dan bunuh diri ikut berkontribusi dalam mempercepat terjadinya less generation.

Ide kebebasan melengkapi kemunduran generasi saat ini. Ide liberalisme menjaga hak individu agar tak ada seorang pun mencampuri  aktivitas pribadi seseorang, walau aktifitas itu menyalahi agama.

Kebebasan bertingkah laku adalah hak yang dilindungi dan dijaga oleh sistem pemerintahan  demokrasi. Wajar, jika kita menyaksikan bermunculan penista agama, menjamurnya LGBT, memeluk dan melepaskan agama sesuka hati. Semua aktifitas itu disebabkan adanya penjagaan ide kebebasan oleh demokrasi. Karena demokrasi menjaga keberlangsungan hak-hak individu.

Jalan Kebenaran

Hidup sejahtera tentu menjadi impian semua orang. Segala keberkahan hidup tidak dapat di raih dengan jalan hidup yang gelap. Di bawah sistem rusak dan merusak yang terus di propogandakan di seluruh negeri-negeri Muslim. Allah Swt memperlihatkan 2 jalan bagi manusia, yaitu jalan yang lurus dan sesat.

Tetapi dalam waktu bersamaan Allah Swt. menunjukkan jalan yang benar bagi manusia. Dan melarang manusia campuradukkannya, seperti firman Allah Swt.

Dalam surat al-Maidah ayat 16 yang artinya, “Dengan Kitab itulah Allah Swt. memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus.”

Petunjuk itu jelas, Allah Swt telah menurunkan alqur’an yang di bawa oleh Rasulullah Saw untuk seluruh umat manusia. Sebagai pengatur kehidupan untuk seluruh manusia tanpa terkecuali. Juga adanya perbuatan, lisan dan diamnya Rasulullah Saw menjadi teladan sempurna bagi umat manusia.

Allah Swt pun melarang kaum Muslim mencampuradukkan antara yang haq dan yang bathil. Antara sistem kapitalisme dan sistem Islam. Mengambil separuh syariat seperti sholat, puasa, zakat, haji dsb, namun dalam waktu yang sama juga melakukan riba, mendzolimi sesama, mengambil hak rakyat, manipulatif, khianat dsb.

Padahal Allah Swt berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui”. (Al-Baqarah:42).

Berbeda dengan sistem kapitalisme, dalam Islam segala bentuk eksploitatif adalah bentuk pelanggaran dan bentuk maksiat kepada Allah Swt. Sumber daya alam misalnya, Islam memandang SDA merupakan bagian dari kepemilikan umum yang harus dikelola sendiri oleh negara dan hasilnya diberikan untuk memenuhi kebutuhan umat.

Individu dilarang menguasai SDA yang menjadi hak milik umum atau negara. Itu menjadi bagian aturan yang ditetapkan dan terdapat sanksi jika ada yang melanggarnya.

Begitupun pendidikan dan kesehatan dipandang sebagai kebutuhan pokok umat. Oleh sebab itu, syariat mewajibkan ketersediaan kebutuhan tersebut secara mudah dan murah bahkan gratis. Dalam hal pembiayaan, dengan adanya berbagai sumber pendapatan negara yang dikelola secara mandiri, benar dan tepat mampu membiayai semua hajat hidup umat tanpa terkecuali.

Sedangkan pergaulan diatur sedemikian rupa, pria dan wanita hidup dipisah sehingga interaksi dijaga. Namun, keduanya tetap boleh berinteraksi sesuai dengan ketentuan syara’ seperti untuk memperoleh hak dan merealisasikan kepentingan masing-masing. Tetapi, dengan catatan dalam koridor syariat, yakni menutup aurat, tidak tabarruj, menjaga pandangan, tidak berkhalwat, berikhtilat.

Perubahan Hakiki

Perubahan merupakan suatu yang harus di tempuh umat. Dalam mengakhiri kondisi umat yang semakin terperosok. Seyogianya, saat ini di bulan Rajab umat harus merubah  kondisinya. Allah Swt berfirman dalam surat ar-Ra’d, bahwa

sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’d:11).

Perubahan yang hakiki adalah perubahan yang dapat mengantarkan pada kesejahteraan hakiki. Bukan perubahan yang hanya memperbaiki permukaan masalah saja. Seperti perubahan fundamental yang dilakukan Rasulullah Saw dalam mengantarkan Islam dan kaum Muslim menjadi satu kesatuan di bawah ikatan tauhid yang kuat, pada saat sebelum dan setelah hijrah.

Melekatkan dua hati yang jauh, menyatukan dua kabilah yang bermusuhan dan mempersudarakan antara si miskin dan si kaya. Beliau membentuk dan menyatukan pemikiran dan perasaan masyarakat disertai aturan syariat yang satu.

Setelah sebelumnya, masyarakat tercerai berai dengan ikatan kesukuan yang rusak. Jauh dari kebaikan dan kebenaran, kemudian Rasulullah mengubah pemikiran, perasaan dan sistem yang berlaku pada saat itu dengan syariat yang diberlakukan seluruh aspek kehidupan. Dengannya umat mulia hingga menjadi umat terbaik. Semua itu di dasari oleh ikatan akidah islamiah dan sekaligus menjadi dasar negara Islam Yang pertama kali di bangun di kota Madinah.

Oleh sebab itu, umat wajib berubah dan bangkit dari keterpurukan yang menimpanya selama ini. Tumbuhnya kesadaran umat akan pentingnya persatuan umat dengan dasar akidah Islam. Sehingga umat dengan kesadarannya ikut berkontribusi menebarkan dakwah dalam meraih perubahan secara hakiki. Kemudian, terwujudlah impian umat dipersatukan oleh akidah Islam dalam sebuah institusi melalui dukungan dan  pertolongan sebagian umat yang tertunjuki hidayah.

Dengan demikian, umat akan mengakhiri penderitaannya di bawah sistem yang berasal dari Sang Pencipta, manusia, alam semesta, dan kehidupan. Kehidupan umat penuh berkah sebab Allah Swt ridha.

Maha Benar Allah Swt dalam berfirman-Nya, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (al-‘Araaf:96). Wallahu’alam bish-showwab. (*)

Penulis: Nurmia Yasin Limpo, S.S (Pemerhati Sosial Masyarakat)

***

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

  • DPPKB Kota Makassar
error: Content is protected !!