OPINI—Genosida yang terjadi di Palestina sejak 7 Oktober 2023 telah memakan korban ribuan jiwa. Baru- baru ini Israel kembali menggempur wilayah Gaza.
Dua serangan Israel terhadap bangunan tempat tinggal di Gaza utara telah memakan korban jiwa mencapai 84 warga Palestina, termasuk lebih dari 50 anak-anak.
Seperti di lansir AlJazeera, Sabtu (2/11/2024), kantor media pemerintah menambahkan bahwa dua bangunan bertingkat itu menampung sedikitnya 170 orang saat menjadi sasaran.
Dikatakan bahwa 84 orang tewas dalam apa yang digambarkan sebagai “pemembantaian” karena tidak ada petugas perlindungan sipil, layanan medis, atau layanan bantuan lainnya yang tersedia di daerah tersebut di tengah pengepungan Israel dan pemboman yang terus berlanjut (02/11/2024, detiknews) .
Situasi palestina makin parah akibat serangan Zionis. Serangan Zionis tidak ditujukan hanya di Palestina saja, tetapi Zionis juga menyerangan Libanon, Yaman dan Iran.
Dikutip dari CCNIndonesia (02/11/2024), Konflik antara Israel dan Iran makin panas setelah Tel Aviv melancarkan serangan balasan ke Teheran pada 27 Oktober lalu.
Serangan itu dilancarkan sebagai balasan Israel atas gempuran ratusan rudal balistik dan hipersonik Iran pada 1 Oktober hingga membuat sistem pertahanan anti-rudal yang diandalkan Tel Aviv kewalahan hingga meleset.
Dunia tak berdaya mengatasi kondisi buruk ini. Para pemimpin Negeri Islam hanya mengecam dan meminta PBB untuk mengatasi situasi yang tak pernah usai. Seperti, Liga Arab menyerukan pengesahan resolusi PBB yang menentang langkah Israel untuk melarang badan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA beroperasi.
Liga Arab juga menyerukan agar parlemen Arab, parlemen negara-negara Arab, dan Persatuan Antarparlemen untuk bertindak dengan menekan Knesset Israel agar mencabut keputusan penghentian operasi UNRWA (01/11/2024, Tempo).
Inilah wujud asli para pemimpin negeri-negeri islam. Mereka hanya memberikan kecaman semata, dan masih mempercayai lembaga-lembaga internasioanal untuk menyelesaikan permasalahan ini. Solusi dua negara yang di tawarkan, boikot, dan sebagainya, bukanlah solusi yang hakiki. Sebab tidak menyentuh akar permasalahan yang sebenarnya.
Ketidakberdayaan para pemimpin dunia dan lembaga-lembaga internasional semestinya sudah cukup menunjukkan kepada dunia bahwa sistem kapitalisme dan demokrasi gagal dalam mewujudkan dunia yang aman dan berkeadilan. Sistem ini tidak mungkin akan menyelesaikan masalah palestina. Sebab negara adidayah adalah Amerika, dimana Amerika selalu mendukung isral dalam melakukan genosida, begitupu juga dengan Inggris.
Demokrasi yang sering di aruskan di negeri- negeri muslim merupakan alat penjajahan barat. Tak sekadar aturan yang disebarkan. Pemikiran pun terus di aruskan di negeri-negeri muslim, salah satunya nasionalisme.
Nasionalisme inilah yang membuat umat islam tercerai berai. Saat saudara seakidahnya di bantai oleh Yahudi laknatullah, mereka hanya melihat. Tanpa ada tindakan yang nyata. Menurut mereka masalah yang terjadi di palestina merupakan masalah dunia negara. Padahal Israel adalah penjajah yang merebut tanah kaum muslimin.
Oleh karena itu umat harus membuang demokrasi. Menyadari bahwa Jihad lah solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini. Namun, jika umat islam tidak bersatu dalam naungan daulah islam, jihad pun tidak dapat dilakukan. Untuk itu, umat Islam harus bersatu tanpa ada ikatan nasionalisme di antara mereka.
Sehingga genosida di Palestina adalah urusan umat Islam, bukan hanya urusan kaum muslim di sana. Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Bukhari dan Muslim).
Perjuangan untuk memerdekakan palestina dari penjajahan israel hanya dapat dilalukan oleh sebuah kekuasaan saja. Kekuasaan yang bersumber dari sang pencipta dimana aturannya pun berasal darinya.
Sehingga, dengan adanya kekuasaan tersebut umat islam akan bersatu dalam sebuah daulah Islam. Selain itu, umat islam berkewajiban untuk melakukan jidah fi sabilillah kepada musuh-musuh islam. (*)
Penulis: Nur Ana
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.