Advertisement - Scroll ke atas
Opini

Gencatan Senjata, Bukan Solusi Hakiki untuk Palestina

401
×

Gencatan Senjata, Bukan Solusi Hakiki untuk Palestina

Sebarkan artikel ini
Ma’wah (Aktivis Muslimah)
Ma’wah (Aktivis Muslimah)

OPINI—Kabinet keamanan Israel telah merekomendasikan persetujuan gencatan senjata di Gaza beserta perjanjian pengembalian sandera. Hal ini diumumkan menjelang rapat kabinet paripurna yang dijadwalkan pada Jumat (17/1/2025) malam. Kantor Perdana Menteri Israel kemudian merilis pernyataan resmi terkait keputusan tersebut. (tirto.id, 18 Januari 2025)

Namun, kabinet Israel sempat menunda pemungutan suara untuk menyetujui kesepakatan ini. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menuding Hamas mengubah isi kesepakatan pada menit-menit terakhir.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyebut bahwa situasi sedang mengalami “jalan buntu” dan masih dicari penyelesaiannya. Meski begitu, Blinken optimistis bahwa gencatan senjata akan tetap berlangsung pada Minggu (19/01) sesuai rencana. (BBC News Indonesia, 20 Januari 2025)

Tidak berlebihan jika perjanjian gencatan senjata ini dipandang sebagai kemenangan rakyat Gaza. Kita melihat bagaimana rakyat Palestina, khususnya Gaza, terus bertahan melawan kekuatan Zionis Israel yang didukung negara-negara besar seperti Amerika Serikat. Dengan sumber daya yang terbatas, kaum muslim Palestina telah menghadapi agresi militer yang menewaskan lebih dari 46.000 warga sipil dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.

Namun, semangat rakyat Gaza tidak pernah surut. Meski dihantam penderitaan akibat kelaparan, serangan udara, hingga kehilangan para pejuang mereka, rakyat Gaza terus mempertahankan hak mereka atas tanah airnya. Keteguhan dan keberanian mereka menjadi inspirasi bagi dunia, meski dunia internasional—termasuk para pemimpin muslim—kebanyakan hanya menjadi penonton bisu.

Gagasan “solusi dua negara” sering kali disebut sebagai pendekatan paling realistis untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Negara-negara seperti Indonesia juga mendorong implementasi solusi ini melalui berbagai forum internasional. Namun, solusi ini sebenarnya hanyalah upaya klise yang terus dipromosikan untuk mempertahankan kepentingan politik dan ekonomi negara-negara besar di kawasan tersebut.

Kenyataannya, Gaza telah menjadi kuburan massal bagi perempuan dan anak-anak. Ribuan nyawa melayang, ribuan anak menjadi yatim piatu, dan bom fosfor putih terus menghantui kehidupan di sana. Keadaan tragis ini menyisakan luka mendalam yang tak terbayangkan oleh siapapun. Dunia menyaksikan penderitaan ini secara langsung melalui layar ponsel mereka, namun aksi nyata masih minim.

Majelis Umum PBB, meski telah mengeluarkan ratusan resolusi yang mengecam Israel sejak 2015, tetap gagal melindungi rakyat Gaza. Bahkan fasilitas PBB seperti sekolah dan tempat pengungsian pun tidak luput dari serangan. Pelanggaran terhadap gencatan senjata juga terus terjadi, seperti yang terlihat dari serangan terbaru Israel yang menewaskan 82 orang hanya beberapa jam setelah kesepakatan diumumkan.

Sejarah telah membuktikan bahwa gencatan senjata sering kali dilanggar oleh Israel. Dalam perang Gaza 2014, 2018, 2019, dan 2021, pelanggaran serupa terus berulang. Hal ini sejalan dengan karakteristik yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 100 tentang pengkhianatan kaum Yahudi terhadap perjanjian yang mereka buat sendiri.

Gencatan Senjata: Solusi Sementara

Meskipun gencatan senjata memberikan jeda sementara bagi rakyat Gaza untuk bernapas lega, solusi ini tidak menyentuh akar persoalan sebenarnya. Penjajahan oleh Zionis Israel tetap menjadi inti masalah. Agar permasalahan Palestina benar-benar tuntas, penjajah harus diusir dari tanah Palestina, dan dunia Islam harus bersatu dalam perjuangan ini.

Masalah Palestina bukan sekadar persoalan melawan Zionis Israel, tetapi juga melibatkan pertarungan melawan kekuatan imperialis yang mendukung penjajahan tersebut. Kaum muslim perlu menyadari bahwa kemenangan hanya akan datang melalui perjuangan yang konsisten dan sesuai dengan tuntunan Allah. Keyakinan terhadap pertolongan-Nya harus menjadi motivasi utama untuk membebaskan Palestina dari cengkeraman penjajah.

Gencatan senjata hanyalah langkah kecil menuju istirahat sementara dari penderitaan yang lebih besar. Namun, penyelesaian hakiki hanya dapat dicapai melalui persatuan umat Islam dan upaya kolektif untuk mengakhiri penjajahan. Kemenangan sejati akan datang ketika umat bersatu di bawah panji keimanan dan perjuangan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. (*)

 

Penulis: Ma’wah (Aktivis Muslimah)

 

***

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!